Kiat Memilih EA Yang Tahan Banting

Tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan robot trading alias Expert Advisor (EA). Jika pemula masih bermimpi mencari EA dengan Win Rate sempurna, trader veteran justru sudah puas dengan EA tahan banting dengan rasio Profit dan Loss yang masih bisa diterima.

Maksudnya, semakin lama trader mengenal performa EA, maka makin realistis pandangan mereka untuk meraih profit konsisten. Mereka tak mentarget Win Rate 100%, melainkan mengupayakan agar total keuntungan dari Winning Position masih lebih tinggi daripada total kerugian dari Losing Position.

Nah supaya lebih jelas, simak poin-poin penting dalam memilih dan mengupayakan agar performa EA benar-benar tahan banting apapun kondisi pasarnya.

Ingat, tak ada robot trading yang sempurna, yang ada hanyalah seberapa baik pengguna memilih dan mengoperasikan EA dengan batas resiko rasional. Berikut adalah beberapa karakteristik EA tahan banting yang perlu kalian cermati:

a. Rasio Risk:Reward tinggi

Rasio Risk:Reward adalah seberapa besar resiko per posisi dibanding potensi keuntungannya. Biasanya secara otomatis EA akan memasang Stop Loss dan Take Profit menurut rasio tersebut.

Semakin tinggi rasio Risk:Reward, maka teorinya akan semakin EA tahan banting. Golden Ratio umumnya berada di kisaran !:2 atau 1:3, contoh jika Stop Loss dipasang di kisaran 10 pip, maka jarak TP adalah 20 atau 30 pip. Jangan memilih EA dengan rasio risk:reward terlalu rendah atau terlalu tinggi karena resikonya biasanya sudah diluar batas.

b. Target pair mayor

Robot trading yang memang diprogram untuk ‘bermain’ di pair mayor (EUR/USD, USD/JPY, GBP/USD, dsb.) umumnya lebih tahan banting daripada EA yang spesifik untuk pair-pair minor. Pasalnya, likuiditas pada pair mayor jauh lebih tinggi, sehingga Spread rapat, dan jarang terjadi Slippage. Sangat cocok untuk tipe robot Scalper.

c. Minimal modal relatif besar

Modal besar memberikan ‘ruang gerak’ lebih leluasa bagi EA, karena robot dapat menutup kerugian dengan posisi-posisi lain yang masih dapat dibuka karena modal masih cukup besar. Kalaupun modal terbatas, bisa diakali dengan menggunakan akun mini atau mikro. Biasanya modal awal yang disiapkan berada di kisaran USD 1.000 di akun mini atau USD 100 di akun mikro.

d. Sensitif dengan jadwal rilis berita

Rilis berita seringkali mengakibatkan volatilitas tinggi yang membuat harga bergerak tak tentu arah selama periode tertentu. Apalagi kalau rilis berita memiliki dampak tinggi (seperti pengumuman bank sentral, rilis laporan jumlah pengangguran, dsb.). Jika EA diprogram agar menutup posisi atau menghindari rilis-rilis berita ini, resikonya akan jauh lebih mudah ditangani.

e. Adaptive Pyramiding (opsional)

Pyramiding adalah strategi trading dengan cara meningkatkan jumlah lot dua kali lipat dari lot sebelumnya jika posisi sebelumnya Winning. Pyramiding sendiri cukup berisiko tinggi karena satu kesalahan saja akan menghapus profit dari posisi-posisi sebelumnya. Namun, dengan Adaptive Pyramiding, EA akan diprogram untuk menyesuaikan jumlah lot jika posisi terakhir mengalami Loss.

Selain 5 karakter dari EA tahan banting di atas, kalian juga dapat mengetes performa robot trading dengan memasangnya di akun mikro. Lebih bagus lagi jika developer menyiapkan versi trialnya (demo) agar robot dapat dicoba gratis sebelum membeli.

Selain kiat-kiat memilih EA tahan banting, disiplin dalam mengaplikasikan manajemen risiko adalah kunci untuk mempertahankan keuntungan dan meminimalisir kerugian. Apalagi jika performa robot trading di luar ekspektasi karena sifat pasar yang juga susah ditebak arah pergerakannya.

Aplikasinya dapat kalian lakukan secara manual melalui pengamatan dari performa EA itu sendiri. Jika robot trading telah melewati batas toleransi kerugian, misalnya total loss telah melebihi 10% dari deposit, maka kamu harus siap-siap mengambil alih kendali, yaitu menutup posisi tersebut sebelum kerugian membengkak.

Kedua, developer juga dapat mengaplikasikan manajemen risiko secara otomatis. Karena itu, cari dulu informasi selengkapnya dari EA sebelum membeli, seperti apa mekanisme manajemen resikonya dan langkah-langkah apa saja yang harus pengguna ambil seandainya terjadi masalah.