Mengenal Bollinger Bands Dari Sejarah, Konsep, dan Penerapannya dalam Trading

Mengenal Bollinger Bands Dari Sejarah, Konsep, dan Penerapannya dalam Trading

Share

Bollinger Bands adalah salah satu indikator teknis yang paling populer digunakan dalam analisis pasar keuangan, terutama dalam perdagangan saham, forex, dan cryptocurrency. Indikator ini membantu para trader untuk mengukur volatilitas pasar serta mengidentifikasi potensi peluang pembelian atau penjualan. Dalam artikel ini, kita akan membahas asal usul Bollinger Bands, cara kerjanya, dan bagaimana indikator ini menjadi salah satu alat analisis teknis yang paling dihargai.

Apa Itu Bollinger Bands?

Sebelum kita masuk ke dalam sejarahnya, mari kita pahami apa itu Bollinger Bands. Bollinger Bands adalah alat analisis teknis yang diciptakan oleh seorang ahli keuangan bernama John Bollinger pada awal tahun 1980-an. Indikator ini terdiri dari tiga garis utama:
  1. SMA (Simple Moving Average): Garis tengah yang merepresentasikan rata-rata pergerakan harga selama periode waktu tertentu.
  2. Upper Band: Garis ini dihitung dengan menambahkan nilai standar deviasi dari SMA.
  3. Lower Band: Garis ini diperoleh dengan mengurangi nilai standar deviasi dari SMA.

Dengan kombinasi ketiga garis ini, Bollinger Bands berfungsi untuk menggambarkan volatilitas pasar. Ketika volatilitas meningkat, jarak antara upper band dan lower band akan melebar. Sebaliknya, saat volatilitas menurun, jarak antara kedua garis tersebut akan menyempit. Bollinger Bands digunakan oleh para trader untuk melihat apakah suatu aset sudah overbought (terlalu banyak dibeli) atau oversold (terlalu banyak dijual), yang dapat memberi sinyal untuk potensi pembalikan harga.

Asal Usul Bollinger Bands

Latar Belakang John Bollinger

John Bollinger, seorang analis keuangan terkenal, menciptakan Bollinger Bands sebagai hasil dari pengamatannya terhadap volatilitas pasar. Bollinger memulai kariernya sebagai analis teknis di akhir 1970-an dan awal 1980-an. Pada masa itu, kebanyakan trader menggunakan Moving Average sebagai indikator utama untuk menganalisis tren harga. Namun, Bollinger melihat kekurangan dalam penggunaan Moving Average saja, terutama karena Moving Average tidak cukup memperhitungkan perubahan volatilitas pasar.

Di sinilah Bollinger Bands lahir. John Bollinger menyadari bahwa pasar tidak selalu memiliki volatilitas yang konstan. Oleh karena itu, ia merancang alat yang dapat menyesuaikan dengan volatilitas pasar saat itu, yaitu dengan menambahkan standar deviasi sebagai pengukur volatilitas di sekitar Moving Average.

Pada awal 1980-an, Bollinger mempublikasikan konsep ini kepada dunia. Sejak saat itu, Bollinger Bands terus berkembang dan menjadi alat penting bagi para trader di berbagai pasar keuangan.

latar belakang john bollinger

Ide di Balik Bollinger Bands

Ide di balik Bollinger Bands cukup sederhana namun sangat kuat: dengan menggunakan Simple Moving Average sebagai dasar dan menambahkan standar deviasi, John Bollinger menciptakan alat yang bisa menunjukkan kapan harga suatu aset sedang berada dalam situasi overbought atau oversold berdasarkan volatilitas saat itu. Standar deviasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh harga suatu aset menyimpang dari rata-rata harga dalam periode waktu tertentu.

Dengan menyertakan standar deviasi ini, Bollinger Bands memberikan gambaran yang lebih dinamis tentang pergerakan harga, karena jarak antara upper band dan lower band akan menyempit atau melebar berdasarkan perubahan volatilitas. Hal ini memungkinkan trader untuk menyesuaikan strategi mereka tergantung pada kondisi pasar yang berubah.

identifikasi overbought dan oversold

Perkembangan Bollinger Bands

Seiring berjalannya waktu, Bollinger Bands mendapatkan popularitas di kalangan trader karena kesederhanaannya dan fleksibilitasnya untuk digunakan di berbagai jenis pasar. Pada awalnya, indikator ini hanya digunakan dalam perdagangan saham, namun dengan cepat diadopsi oleh trader di pasar forex dan, lebih belakangan, di pasar cryptocurrency.

John Bollinger juga memperkenalkan sejumlah prinsip penting dalam penggunaan Bollinger Bands, yang dikenal sebagai Bollinger Band Rules. Beberapa prinsip ini meliputi:
  1. Harga cenderung kembali ke garis tengah (SMA), yang berarti bahwa ketika harga menyentuh upper band atau lower band, ada kemungkinan pembalikan arah menuju garis tengah.
  2. Bollinger Bands tidak menyediakan sinyal beli atau jual secara otomatis, tetapi digunakan untuk mengkonfirmasi sinyal dari indikator teknis lainnya.
  3. Breakout tidak memberikan sinyal langsung. Ketika harga menembus upper band atau lower band, ini lebih merupakan sinyal dari peningkatan volatilitas, bukan indikasi langsung bahwa harga akan bergerak naik atau turun.

Evolusi Penggunaan Bollinger Bands

Seiring dengan kemajuan teknologi, Bollinger Bands juga semakin berkembang dalam penggunaannya. Para trader profesional tidak hanya menggunakan Bollinger Bands sebagai indikator tunggal, tetapi juga mengombinasikannya dengan indikator teknis lainnya seperti Relative Strength Index (RSI) atau Moving Average Convergence Divergence (MACD) untuk mendapatkan analisis yang lebih akurat.

Di pasar yang sangat volatil seperti cryptocurrency, Bollinger Bands juga telah menjadi salah satu indikator yang sangat berguna. Di pasar ini, volatilitas yang tinggi sering kali menjadi tantangan bagi para trader, dan Bollinger Bands membantu mereka dalam mengidentifikasi peluang perdagangan yang mungkin tidak terlihat dengan indikator teknis lainnya.

Cara Menggunakan Bollinger Bands dalam Trading

1. Identifikasi Overbought dan Oversold

Salah satu penggunaan utama Bollinger Bands adalah untuk mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold. Ketika harga mendekati upper band, aset dianggap overbought, yang artinya harga mungkin akan mengalami penurunan. Sebaliknya, ketika harga mendekati lower band, aset dianggap oversold, yang menunjukkan kemungkinan harga akan naik.

Namun, penting untuk diingat bahwa harga bisa terus bergerak di dekat upper atau lower band untuk jangka waktu yang lama dalam tren yang kuat. Oleh karena itu, para trader sering mengombinasikan Bollinger Bands dengan indikator lain seperti RSI untuk mengonfirmasi sinyal.

2. Mengukur Volatilitas Pasar

Bollinger Bands juga digunakan untuk mengukur volatilitas pasar. Ketika jarak antara upper band dan lower band semakin lebar, ini menunjukkan bahwa volatilitas sedang meningkat. Sebaliknya, ketika jarak tersebut menyempit, ini menandakan bahwa volatilitas sedang menurun.

Trader biasanya mengantisipasi breakout setelah periode volatilitas rendah. Pergerakan harga yang tiba-tiba setelah periode "squeeze" (penyempitan Bollinger Bands) sering kali memberikan sinyal bahwa harga akan bergerak keluar dari range sebelumnya.

3. Strategi Trading Breakout

Salah satu strategi yang sering digunakan dengan Bollinger Bands adalah strategi breakout. Ketika harga bergerak keluar dari upper band atau lower band, ini bisa menjadi indikasi bahwa tren baru sedang terbentuk. Trader bisa memasuki posisi buy ketika harga breakout di atas upper band, atau sell ketika harga breakout di bawah lower band.

Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, breakout tidak selalu berarti pembalikan tren, tetapi lebih menunjukkan peningkatan volatilitas. Oleh karena itu, trader harus menggunakan indikator lain atau analisis tambahan untuk mengonfirmasi sinyal ini.

cara menggunakan bollinger bands dalam trading

Keunggulan Bollinger Bands

Bollinger Bands menjadi populer di kalangan trader karena beberapa keunggulannya:
  1. Fleksibilitas: Bollinger Bands bisa digunakan di berbagai pasar, termasuk saham, forex, dan cryptocurrency. Selain itu, indikator ini dapat diterapkan di berbagai kerangka waktu, mulai dari trading harian hingga jangka panjang.
  2. Mengikuti Volatilitas: Tidak seperti indikator lain yang statis, Bollinger Bands menyesuaikan dengan volatilitas pasar. Hal ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi pasar saat ini.
  3. Sederhana namun Efektif: Bollinger Bands relatif mudah dipahami, namun sangat kuat dalam membantu trader mengidentifikasi peluang perdagangan.

Kesimpulan

Bollinger Bands telah menjadi salah satu indikator teknis yang paling banyak digunakan di dunia. Diciptakan oleh John Bollinger pada awal 1980-an, indikator ini memadukan Simple Moving Average dengan standar deviasi untuk menciptakan alat yang fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan volatilitas pasar. Penggunaan Bollinger Bands meluas di berbagai pasar keuangan, mulai dari saham hingga forex dan cryptocurrency.

Dengan pemahaman yang tepat tentang bagaimana indikator ini bekerja, trader dapat memanfaatkan Bollinger Bands untuk mengidentifikasi peluang perdagangan berdasarkan volatilitas pasar, kondisi overbought atau oversold, dan potensi breakout. Meskipun demikian, selalu penting untuk mengombinasikan Bollinger Bands dengan alat analisis lain agar mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang pergerakan pasar.

Pilihan Rekomendasi Broker

Berikut pilihan rekomendasi broker yang telah kami uji secara langsung dari sisi keamanan dana, kualitas eksekusi, kemudahan deposit dan penarikan, serta banyak hal lainnya. Silahkan klik link berikut.

Indovestory Portal Berita Forex Terkini

Indovestory merupakan portal berita yang memberikan informasi terkini dan edukasi seputar kegiatan perdagangan valas atau Trading Forex.

Kategori

ForexCryptoSaham

Hubungi Kami

Berlangganan Informasi Terbaru

Subscribe
Send Message

Get Latest news daily to your mail