Mengenal Schaff Trend Cycle dan Cara Efektif Menggunakannya dalam Trading

Mengenal Schaff Trend Cycle dan Cara Efektif Menggunakannya dalam Trading

Share

Dalam dunia trading, analisis teknikal memainkan peran penting dalam membantu trader membuat keputusan yang lebih baik. Banyak indikator teknikal telah dikembangkan untuk mengidentifikasi tren, momentum, dan pembalikan pasar. Salah satu indikator yang populer di kalangan trader adalah Schaff Trend Cycle (STC). STC merupakan indikator yang menggabungkan prinsip dari Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan Stochastic Oscillator untuk memberikan sinyal tren yang lebih cepat dan akurat. Artikel ini akan membahas secara mendalam apa itu Schaff Trend Cycle, cara kerjanya, dan bagaimana cara efektif menggunakannya dalam strategi trading Anda.

Apa Itu Schaff Trend Cycle?

Schaff Trend Cycle adalah indikator teknikal yang dikembangkan oleh Doug Schaff pada akhir 1990-an. Indikator ini didasarkan pada gagasan bahwa tren di pasar keuangan tidak bergerak secara acak, melainkan dalam siklus yang berulang. Schaff menyadari bahwa menggabungkan elemen dari MACD dan Stochastic Oscillator dapat memberikan sinyal yang lebih cepat untuk menentukan kapan tren baru dimulai atau kapan sebuah tren akan berbalik arah.

Schaff Trend Cycle pada dasarnya menggunakan Exponential Moving Average (EMA) untuk mengukur kekuatan tren, kemudian mengolah data tersebut melalui algoritma stochastic untuk menghasilkan sinyal beli dan jual yang lebih cepat dibandingkan dengan MACD. Berkat mekanisme ini, Schaff Trend Cycle dianggap lebih responsif dan efektif dalam mendeteksi pembalikan tren pasar.

apa itu schaff trend cycle

Bagaimana Cara Kerja Schaff Trend Cycle?

Schaff Trend Cycle bekerja dengan menggabungkan dua komponen utama, yaitu MACD dan stochastic, untuk menghasilkan siklus tren. Pertama, MACD digunakan untuk mengidentifikasi tren dengan menghitung selisih antara dua EMA dengan periode yang berbeda (biasanya EMA 23 dan EMA 50). Kemudian, hasil dari MACD tersebut diolah menggunakan algoritma stochastic untuk menghasilkan sinyal oversold (jenuh jual) dan overbought (jenuh beli).

Pada dasarnya, STC memberikan sinyal beli ketika garis STC naik di atas level 25, yang menandakan bahwa tren baru sedang dimulai. Sebaliknya, STC memberikan sinyal jual ketika garis STC turun di bawah level 75, yang menandakan bahwa tren mulai berbalik.

Keunggulan dari STC adalah kecepatannya dalam memberikan sinyal, terutama di pasar yang bergerak cepat. Indikator ini lebih unggul dibandingkan MACD dalam mendeteksi pembalikan tren lebih awal karena faktor stochastic yang memperhitungkan siklus pasar.

bagaimana cara kerja schaff trend cycle

Cara Efektif Menggunakan Schaff Trend Cycle dalam Trading

Untuk menggunakan Schaff Trend Cycle secara efektif dalam trading, ada beberapa langkah dan strategi yang bisa diterapkan. Berikut adalah beberapa cara terbaik untuk memanfaatkan indikator ini dalam analisis teknikal:

1. Mengidentifikasi Tren dengan Lebih Cepat

Schaff Trend Cycle sangat baik digunakan untuk mendeteksi tren lebih cepat dibandingkan dengan indikator tradisional lainnya. Trader dapat menggunakan indikator ini untuk masuk ke pasar di awal tren, baik itu tren naik (bullish) atau tren turun (bearish). STC memberikan sinyal beli ketika garis indikator naik di atas level 25, yang menandakan bahwa pasar sedang bergerak ke arah yang lebih positif. Sebaliknya, STC memberikan sinyal jual ketika garis indikator turun di bawah level 75.

Dengan masuk ke pasar pada saat sinyal awal dari STC, trader memiliki peluang lebih besar untuk memanfaatkan tren dengan optimal dan mendapatkan profit yang lebih maksimal.

2. Menghindari Sinyal Palsu dengan Menggabungkan Indikator Lain

Seperti indikator teknikal lainnya, Schaff Trend Cycle juga memiliki kelemahan dalam menghasilkan sinyal palsu, terutama dalam kondisi pasar yang datar atau sideways. Untuk mengatasi hal ini, disarankan agar STC digunakan bersama dengan indikator lain seperti Relative Strength Index (RSI) atau Moving Averages (MA). Kombinasi ini dapat membantu mengonfirmasi sinyal yang dihasilkan oleh STC, sehingga trader dapat menghindari risiko kerugian akibat sinyal yang tidak akurat.

Contohnya, ketika STC menunjukkan sinyal beli tetapi RSI masih berada dalam kondisi overbought, ini bisa menjadi tanda bahwa sinyal STC mungkin belum sepenuhnya valid. Dengan demikian, trader dapat menunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum memasuki posisi.

3. Trading Berdasarkan Level Overbought dan Oversold

STC sangat efektif dalam mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold di pasar. Ketika garis STC mencapai atau melampaui level 75, pasar dianggap overbought dan mungkin akan mengalami pembalikan ke arah bawah. Sebaliknya, ketika garis STC berada di bawah 25, pasar dianggap oversold dan ada kemungkinan pembalikan ke arah atas.

Strategi ini sangat berguna bagi trader yang ingin melakukan reversal trading atau memanfaatkan momentum pembalikan harga di pasar.

4. Memanfaatkan Divergensi untuk Mengidentifikasi Pembalikan Tren

Trader juga bisa menggunakan Schaff Trend Cycle untuk mendeteksi divergensi. Divergensi terjadi ketika pergerakan harga dan pergerakan indikator STC bergerak berlawanan arah. Misalnya, jika harga membuat high baru tetapi STC tidak membuat high yang lebih tinggi, ini disebut bearish divergence, yang menandakan kemungkinan pembalikan tren ke arah bawah. Sebaliknya, jika harga membuat low baru tetapi STC tidak membuat low yang lebih rendah, ini adalah tanda bullish divergence, yang menunjukkan potensi pembalikan tren ke atas?. Divergensi merupakan sinyal kuat untuk mendeteksi kelemahan dalam tren yang sedang berlangsung dan memprediksi pembalikan harga yang akan terjadi.

5. Strategi Stop-Loss dan Take-Profit dengan Schaff Trend Cycle

Untuk mengelola risiko, trader dapat memasang stop-loss di sekitar swing low terbaru (untuk posisi beli) atau swing high terbaru (untuk posisi jual). Dengan cara ini, trader dapat melindungi posisi mereka dari fluktuasi harga yang tiba-tiba. Selain itu, trader juga bisa menggunakan take-profit pada rasio risiko-keuntungan yang wajar, misalnya dengan target take-profit dua kali ukuran stop-loss, untuk memaksimalkan potensi keuntungan?.
cara efektif menggunakan schaff trend cycle dalam trading

Kesimpulan

Schaff Trend Cycle adalah alat analisis teknikal yang kuat dan fleksibel untuk trader yang ingin mendeteksi tren lebih awal di pasar. Dengan kombinasi dari MACD dan stochastic, STC mampu memberikan sinyal beli dan jual yang cepat dan akurat, yang membuatnya ideal untuk digunakan dalam pasar yang volatil.

Meskipun memiliki keunggulan dalam mendeteksi tren, trader harus berhati-hati dalam menggunakan Schaff Trend Cycle, terutama dalam kondisi pasar yang datar. Kombinasikan dengan indikator lain dan praktikkan manajemen risiko yang baik untuk hasil trading yang lebih optimal. Dengan pemahaman yang mendalam tentang cara kerja STC dan penerapannya dalam strategi trading, Anda dapat meningkatkan kemampuan analisis Anda dan membuat keputusan trading yang lebih efektif.

Pilihan Rekomendasi Broker

Berikut pilihan rekomendasi broker yang telah kami uji secara langsung dari sisi keamanan dana, kualitas eksekusi, kemudahan deposit dan penarikan, serta banyak hal lainnya. Silahkan klik link berikut.

Indovestory Portal Berita Forex Terkini

Indovestory merupakan portal berita yang memberikan informasi terkini dan edukasi seputar kegiatan perdagangan valas atau Trading Forex.

Kategori

ForexCryptoSaham

Hubungi Kami

Berlangganan Informasi Terbaru

Subscribe
Send Message

Get Latest news daily to your mail