Apa itu Deep Seek dan Pengaruhnya Terhadap Anjloknya Saham Nvdia?

DeepSeek, perusahaan kecerdasan buatan (AI generatif terbaru) asal China, telah menarik perhatian dunia setelah meluncurkan teknologi inovatif yang diklaim sebagai alternatif ChatGPT dari China dan mampu menyaingi ChatGPT dari OpenAI. Dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya di Amerika Serikat, DeepSeek menjadi ancaman potensial bagi dominasi perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, ASML, dan Broadcom.

Alasan utama yang menyebabkan kepanikan di pasar saham adalah efisiensi biaya dan daya komputasi DeepSeek. Menurut analis Dan Ives dari Wedbush Securities, DeepSeek hanya menghabiskan $6 juta untuk mengembangkan model AI-nya. Angka ini sangat kecil dibandingkan dengan investasi besar-besaran yang dilakukan oleh OpenAI, Google, dan Microsoft, yang diperkirakan mencapai $1 triliun dalam beberapa tahun ke depan.

Pada Senin, 29 Januari 2025, pasar saham mengalami gejolak besar dengan penurunan signifikan di sektor teknologi AI dan semikonduktor:

• Saham Nvidia turun 17%, kehilangan $600 miliar dalam kapitalisasi pasar—kerugian satu hari terbesar dalam sejarah pasar saham.
• Saham ASML jatuh 6%, sementara Broadcom merosot 17%.
• Perusahaan energi seperti GE Vernova dan Vistra juga mengalami penurunan tajam masing-masing 21% dan 28%, karena investor khawatir teknologi AI baru ini dapat mengurangi konsumsi daya komputasi dan menurunkan permintaan energi dari pusat data.

DeepSeek adalah model bahasa besar open-source yang menggunakan metode "inference-time computing". Teknologi ini memungkinkan DeepSeek hanya mengaktifkan bagian model yang paling relevan untuk setiap kueri pengguna, sehingga lebih hemat biaya operasional dan daya komputasi.

Menurut Giuseppe Sette, Presiden Reflexivity, metode ini dapat mengurangi ketergantungan pada chip mahal seperti Nvidia, yang selama ini menjadi tulang punggung pengembangan AI generatif.

Peluncuran DeepSeek mendapatkan berbagai tanggapan dari investor dan pakar industri teknologi:

• Marc Andreessen, investor teknologi terkenal, menyebut DeepSeek R1 sebagai salah satu inovasi AI paling mengesankan.
• David Sacks, penasihat AI Presiden Trump, mengatakan bahwa DeepSeek menunjukkan bahwa kompetisi AI akan semakin ketat dalam waktu dekat.
• Namun, Dan Ives skeptis bahwa perusahaan besar di Amerika Serikat akan mengadopsi DeepSeek, terutama karena isu keamanan data dan hubungan dengan China.

Salah satu kekhawatiran utama terkait DeepSeek adalah pengelolaan data pengguna. Berdasarkan kebijakan privasinya, DeepSeek menyimpan data pengguna, termasuk tanggal lahir, riwayat chat, input teks atau suara, serta informasi lainnya di server yang berlokasi di China.

Kondisi ini mirip dengan perdebatan seputar TikTok, yang menghadapi ancaman pelarangan di Amerika Serikat karena dugaan risiko terhadap keamanan nasional. Kongres AS bahkan telah berupaya melarang TikTok kecuali jika kepemilikannya dialihkan dari China.

Peluncuran DeepSeek memicu perdebatan tentang efisiensi dan efektivitas investasi besar-besaran dalam AI di Amerika Serikat. Beberapa analis menilai bahwa teknologi AI dari China ini membuktikan bahwa pengembangan AI yang efektif tidak selalu memerlukan anggaran besar.

Namun, analis dari Bernstein Research berpendapat bahwa meskipun DeepSeek menawarkan efisiensi luar biasa, teknologi ini masih belum cukup revolusioner untuk menggantikan dominasi Nvidia dan OpenAI. Faktor utama yang masih menjadi tantangan adalah kapasitas dan skala penerapan AI generatif dalam bisnis global.

Tanggapan Nvidia terhadap DeepSeek

Dalam pernyataannya kepada CBS News, Nvidia justru memuji inovasi DeepSeek, dengan menyebutnya sebagai “contoh luar biasa dari test-time scaling”.

Namun, perusahaan juga menegaskan bahwa AI inference masih memerlukan jumlah besar GPU Nvidia dan infrastruktur jaringan berperforma tinggi untuk beroperasi secara optimal.

DeepSeek menandai babak baru dalam persaingan AI global, di mana China mulai menunjukkan bahwa AI berkinerja tinggi tidak selalu memerlukan investasi miliaran dolar. Hal ini memicu pertanyaan di kalangan investor dan perusahaan teknologi, apakah model bisnis AI di Amerika Serikat terlalu mahal dan tidak efisien. Namun, dengan infrastruktur Nvidia yang sudah mapan serta kekhawatiran tentang keamanan data dalam teknologi buatan China, DeepSeek masih menghadapi tantangan besar untuk mencapai dominasi global.