Trump Ancam Tarif untuk Menghalangi BRICS Lanjutkan De-Dolarisasi

Trump Ancam Tarif untuk Menghalangi BRICS Lanjutkan De-Dolarisasi

Share

Negara-negara berkembang semakin berupaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini dikenal sebagai De-Dolarisasi, sebuah proses yang bertujuan mencari alternatif mata uang selain dolar dalam perdagangan global.

Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan kebijakan perdagangannya terhadap BRICS, kembali mengancam akan menerapkan tarif hingga 100% bagi negara-negara BRICS yang mencoba mengurangi penggunaan dolar. Ancaman ini memicu reaksi keras di kalangan ekonomi global karena berpotensi memperburuk ketegangan perdagangan antara AS dan negara-negara berkembang.

Artikel ini membahas secara mendalam tentang:
  • Ancaman tarif dari Trump terhadap BRICS.
  • Alasan di balik kebijakan ini.
  • Respons dari negara-negara BRICS.
  • Dampak De-Dolarisasi terhadap ekonomi dunia.

Mengapa Trump Menentang De-Dolarisasi?

1. Dominasi Dolar dalam Ekonomi Global

Dolar AS telah lama menjadi mata uang dominan dalam perdagangan internasional. Hal ini memberikan keuntungan bagi Amerika Serikat dalam beberapa aspek:
  • Keunggulan Ekonomi: AS dapat mencetak uang tanpa takut defisit neraca pembayaran karena banyak negara bergantung pada dolar.
  • Kontrol Geopolitik: Sanksi ekonomi lebih mudah diberlakukan terhadap negara yang dianggap melanggar kepentingan AS.
  • Likuiditas Pasar: Dolar dianggap sebagai mata uang paling stabil dan banyak digunakan dalam cadangan devisa global.

Upaya De-Dolarisasi oleh BRICS dianggap sebagai ancaman bagi dominasi ini, sehingga Trump dan pemerintahan AS menolak langkah tersebut dengan keras.

2. BRICS dan Ancaman terhadap Hegemoni AS

BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) merupakan kelompok ekonomi berkembang yang memiliki pengaruh besar dalam perdagangan dunia. Baru-baru ini, kelompok ini semakin aktif dalam mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dengan berbagai cara, seperti:
  • Meningkatkan transaksi dalam mata uang lokal.
  • Mengembangkan sistem pembayaran alternatif.
  • Membangun cadangan emas dan mata uang bersama.

Jika langkah ini sukses, maka ekonomi dunia tidak akan lagi bergantung pada dolar AS, yang secara langsung dapat mengurangi kekuatan ekonomi dan politik Amerika Serikat.

mengapa trump menentang de dolarisasi

Ancaman Tarif Trump: Dampak bagi Negara-Negara BRICS

Pada awal 2024, Donald Trump mulai mengancam negara-negara BRICS dengan tarif impor tinggi jika mereka terus berupaya mengembangkan sistem De-Dolarisasi. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat akan bertindak tegas untuk mempertahankan dominasinya dalam ekonomi global.

Dampak utama dari ancaman ini meliputi:

1. Eskalasi Perang Dagang

Jika ancaman ini direalisasikan, kemungkinan besar negara-negara BRICS akan membalas dengan kebijakan serupa. Hal ini bisa memicu perang dagang baru yang berakibat buruk bagi ekonomi global, termasuk peningkatan harga barang dan gangguan rantai pasok dunia.

2. Ketidakpastian Pasar Finansial

Ancaman tarif dari Trump bisa menyebabkan gejolak di pasar keuangan global, terutama dalam perdagangan mata uang dan komoditas. Investor akan lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi dengan negara-negara yang terkena ancaman tarif tersebut.

3. Peningkatan Ketegangan Geopolitik

Ketegangan antara AS dan BRICS yang semakin memanas dapat mengarah pada konflik ekonomi yang lebih luas. Jika negara-negara BRICS semakin solid dalam upaya De-Dolarisasi, AS kemungkinan besar akan mencari cara lain untuk menekan mereka, termasuk dengan sanksi ekonomi tambahan.

ancaman tarif trump_ dampak bagi negara negara brics

Bagaimana BRICS Merespons Ancaman Trump?

Meskipun Trump mengancam dengan tarif tinggi, negara-negara BRICS tetap melanjutkan upaya De-Dolarisasi dengan beberapa strategi berikut:

1. Menggunakan Mata Uang Lokal dalam Perdagangan

Tiongkok dan Rusia, dua negara dengan ekonomi terbesar di BRICS, telah sepakat untuk menggunakan yuan dan rubel dalam perdagangan mereka. Langkah ini telah mempercepat pergeseran dari dolar AS ke mata uang nasional.

2. Mengembangkan Sistem Pembayaran Alternatif

BRICS juga sedang membangun sistem pembayaran yang tidak bergantung pada SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication), yang saat ini didominasi oleh Barat. Ini akan memungkinkan transaksi lintas negara tanpa perlu menggunakan dolar.

3. Memperluas Keanggotaan BRICS

Negara-negara seperti Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia mulai mempertimbangkan untuk bergabung atau meningkatkan kerja sama dengan BRICS. Menurut laporan terbaru, BRICS menambah keanggotaannya dengan negara-negara seperti Mesir dan Ethiopia pada 2023, sementara lebih dari 20 negara lain telah menyatakan minatnya untuk bergabung. Tren ini menunjukkan bahwa aliansi ini semakin diperhitungkan sebagai kekuatan ekonomi alternatif di kancah global. Dengan semakin banyak negara yang mendukung De-Dolarisasi, upaya ini menjadi semakin sulit untuk dihentikan oleh AS.

4. Meningkatkan Cadangan Emas dan Sumber Daya Alternatif

Rusia dan Tiongkok telah meningkatkan cadangan emas mereka sebagai langkah untuk mendukung mata uang nasional dan mengurangi ketergantungan pada dolar.

bagaimana brics merespons ancaman trump

Dampak Global: Masa Depan De-Dolarisasi dan Perang Dagang

1. Masa Depan Dolar AS dalam Ekonomi Global

Meskipun dolar masih menjadi mata uang dominan, kepercayaan terhadap mata uang ini mulai berkurang akibat kebijakan proteksionis AS. Menurut laporan International Monetary Fund (IMF) tahun 2023, cadangan global dalam bentuk dolar mengalami penurunan dari 71% pada tahun 1999 menjadi sekitar 58% pada tahun 2023. Tren ini mencerminkan meningkatnya minat terhadap diversifikasi mata uang dalam perdagangan internasional. Jika tren De-Dolarisasi terus berkembang, maka dolar bisa kehilangan statusnya sebagai mata uang utama dunia.

2. Perubahan dalam Struktur Perdagangan Internasional

Negara-negara berkembang mungkin mulai lebih banyak melakukan transaksi dalam mata uang lain, seperti yuan atau euro. Hal ini akan mengurangi ketergantungan global terhadap sistem keuangan AS.

3. Potensi Aliansi Baru di Ekonomi Global

Jika tekanan dari AS terus meningkat, negara-negara BRICS dapat memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain yang juga ingin keluar dari dominasi dolar, seperti Arab Saudi dan Iran.

Kesimpulan

Ancaman tarif yang dilontarkan Trump terhadap BRICS adalah indikasi bahwa AS semakin waspada terhadap upaya De-Dolarisasi. Namun, dengan meningkatnya kerja sama antara negara-negara berkembang, tampaknya langkah ini tidak dapat dihentikan begitu saja.

BRICS telah menunjukkan keseriusan dalam membangun sistem keuangan yang lebih mandiri, dan meskipun masih ada tantangan, tren ini kemungkinan akan terus berkembang. Sementara itu, AS harus mempertimbangkan kembali pendekatannya agar tidak semakin kehilangan pengaruhnya dalam ekonomi global.

Masa depan perdagangan dunia mungkin tidak lagi sepenuhnya didominasi oleh dolar, dan ancaman Trump bisa menjadi katalis bagi percepatan De-Dolarisasi. Dunia sedang bergerak menuju era baru di mana lebih banyak mata uang memainkan peran penting dalam sistem perdagangan internasional.

Pilihan Rekomendasi Broker

Berikut pilihan rekomendasi broker yang telah kami uji secara langsung dari sisi keamanan dana, kualitas eksekusi, kemudahan deposit dan penarikan, serta banyak hal lainnya. Silahkan klik link berikut.

Indovestory Portal Berita Forex Terkini

Indovestory merupakan portal berita yang memberikan informasi terkini dan edukasi seputar kegiatan perdagangan valas atau Trading Forex.

Hubungi Kami

Berlangganan Informasi Terbaru

Subscribe
Send Message

Get Latest news daily to your mail