Poundsterling Menguat, Didukung Ekspansi Ekonomi Inggris

Poundsterling terus menunjukkan tren positif, dipengaruhi oleh ekspansi ekonomi Inggris yang semakin solid. Faktor makroekonomi seperti pertumbuhan PDB, kebijakan Bank of England (BoE), serta data ekonomi dari Amerika Serikat turut memainkan peran penting dalam pergerakan mata uang ini. Volatilitas pasar global yang tinggi semakin mendorong investor untuk mencari aset yang lebih stabil, salah satunya adalah poundsterling. Artikel ini akan membahas secara mendalam faktor-faktor utama yang berkontribusi terhadap penguatan poundsterling serta bagaimana prospek mata uang ini ke depan.

Salah satu pendorong utama ekspansi ekonomi Inggris adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus menunjukkan perbaikan. Data terbaru menunjukkan bahwa PDB Inggris tumbuh sebesar 0,1% pada kuartal IV 2024, melampaui ekspektasi kontraksi 0,1%. Peningkatan ini didukung oleh sektor jasa yang tetap kuat serta perbaikan pada sektor manufaktur yang mulai pulih dari tekanan pandemi dan ketidakpastian akibat Brexit.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, poundsterling semakin menarik bagi investor. Hal ini juga mencerminkan bahwa Inggris mampu mempertahankan daya saingnya di tengah tantangan global, termasuk tekanan inflasi dan kebijakan moneter yang ketat.

Bank of England (BoE) memainkan peran penting dalam menentukan arah pergerakan poundsterling. Baru-baru ini, BoE mempertahankan suku bunga di level 4,5% setelah beberapa kali menaikkannya untuk mengendalikan inflasi. Sikap hati-hati dari BoE mencerminkan strategi mereka dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas harga.

Jika inflasi terus menurun sesuai target, BoE mungkin mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter, yang dapat memberikan dampak pada nilai tukar poundsterling. Namun, jika tekanan inflasi tetap tinggi, kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut masih terbuka.

Selain faktor domestik, data ekonomi dari Amerika Serikat juga mempengaruhi pergerakan poundsterling. Penurunan tajam dalam penjualan ritel AS baru-baru ini menyebabkan dolar AS melemah, sehingga poundsterling mendapatkan keuntungan relatif. Dengan melemahnya daya beli konsumen AS, prospek pemulihan ekonomi di negara tersebut menjadi kurang optimis, sehingga investor mulai mencari alternatif investasi lain, termasuk mata uang Inggris.

Sentimen pasar memainkan peran besar dalam menentukan arah pergerakan mata uang. Beberapa faktor yang mendukung penguatan poundsterling di tengah risiko global antara lain:

• Ketidakpastian geopolitik di Eropa dan Timur Tengah, yang membuat investor mencari aset yang lebih stabil.
• Prospek pertumbuhan ekonomi Inggris yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara Eropa lainnya.
• Stabilitas politik di Inggris yang memberikan kepercayaan lebih kepada investor global.
  

Indeks Manajer Pembelian (PMI) adalah indikator utama yang digunakan untuk mengukur kesehatan sektor manufaktur dan jasa. Data terbaru menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Inggris berada di angka 48,3, sementara PMI Jasa mencapai 50,8, yang mengindikasikan ekspansi dalam sektor jasa.

Tren ini memberikan sentimen positif terhadap poundsterling karena menunjukkan bahwa perekonomian Inggris tetap tangguh meskipun menghadapi tantangan eksternal. Jika PMI terus meningkat dalam beberapa bulan ke depan, hal ini akan semakin memperkuat daya tarik poundsterling di pasar global.

Selain kebijakan moneter, kebijakan fiskal juga berperan dalam menentukan arah ekonomi Inggris. Pemerintah Inggris baru-baru ini mengumumkan langkah-langkah stimulus ekonomi, termasuk pemotongan pajak untuk sektor bisnis dan peningkatan investasi infrastruktur.

Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut dan meningkatkan daya saing Inggris di pasar global. Jika kebijakan ini berhasil, maka dampaknya terhadap poundsterling bisa sangat positif dalam jangka panjang.

Fluktuasi harga komoditas seperti minyak dan gas juga berpengaruh terhadap ekspansi ekonomi Inggris. Inggris merupakan salah satu negara yang memiliki ketergantungan pada sektor energi, sehingga pergerakan harga minyak global dapat memengaruhi daya beli masyarakat serta profitabilitas bisnis.

Saat ini, harga minyak berada pada tren yang relatif stabil, yang mendukung daya beli konsumen serta memberikan kepastian bagi sektor industri. Jika harga energi tetap terkendali, poundsterling dapat terus menguat seiring dengan perbaikan ekonomi secara keseluruhan.

Dari perspektif teknikal, pasangan mata uang GBP/USD menunjukkan tren bullish dengan support di level 1,2550 dan resistance di 1,2645. Support lanjutan dapat ditemukan di zona 1,2515 dan 1,2478, sementara resistance berikutnya terletak di zona 1,2665 dan 1,2710.

Jika GBP/USD berhasil menembus resistance di 1,2645, ada potensi kenaikan lebih lanjut menuju level 1,2710 dalam jangka pendek. Namun, jika terjadi koreksi, level support di 1,2550 akan menjadi area yang perlu diperhatikan oleh para trader.

Secara keseluruhan, poundsterling menguat didukung oleh ekspansi ekonomi Inggris yang menunjukkan perbaikan signifikan. Faktor-faktor seperti pertumbuhan PDB yang stabil, kebijakan BoE yang berhati-hati, serta data ekonomi global yang menguntungkan turut mendukung penguatan mata uang ini.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global, poundsterling tetap menjadi salah satu mata uang yang menarik bagi investor. Dengan pemulihan ekonomi Inggris yang terus berlanjut dan potensi kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan, ada peluang bagi poundsterling untuk terus menguat dalam waktu dekat.

Bagi trader dan investor, memahami faktor-faktor ini sangat penting dalam mengambil keputusan investasi yang tepat. Dengan pemantauan yang cermat terhadap data ekonomi dan tren pasar, peluang trading di GBP/USD dapat dimanfaatkan dengan strategi yang optimal.