EURUSD Pasca Pemilu Jerman, Volatilitas Tinggi di Tengah Ketidakpastian Politik

Pasangan mata uang EURUSD Pasca Pemilu Jerman mengalami fluktuasi tajam pada 24 Februari, mencerminkan reaksi pasar terhadap hasil pemilu dan ketidakpastian politik yang menyertainya. Euro sempat menguat setelah hasil pemilu diumumkan, namun segera mengalami tekanan dan merosot kembali. EUR/USD turun dari level tertinggi 1.0528 ke 1.0458 pada awal sesi New York. Sementara itu, EUR/JPY menyentuh titik terendah dalam sepuluh hari terakhir, dan EUR/GBP tetap berada dalam kisaran yang sempit seperti pekan lalu.

Partai konservatif CDU/CSU meraih kemenangan dalam pemilu Jerman, namun gagal memperoleh kursi mayoritas untuk membentuk pemerintahan sendiri. Hasil akhir menunjukkan:

• CDU/CSU: 208 kursi
• AfD: 152 kursi
• SPD: 120 kursi
• GRUNE: 85 kursi
• Die Linke: 64 kursi

Kemenangan CDU/CSU awalnya mendorong optimisme pasar, menyebabkan penguatan Euro karena meredakan kekhawatiran terkait dominasi partai ekstrem kanan atau kiri. Namun, seiring analisis lebih dalam terhadap konsekuensi politik pemilu, sentimen positif terhadap Euro mulai memudar.

Selain hasil pemilu, pasar juga menyoroti data ekonomi terbaru dari Jerman dan Amerika Serikat. Dalam beberapa pemilu sebelumnya, dampak politik terhadap ekonomi Jerman sering kali terlihat dalam data ekonomi utama. Sebagai contoh, pada pemilu 2017, ketidakpastian politik menyebabkan pelemahan indeks kepercayaan bisnis Jerman dalam bulan-bulan setelahnya, sementara pada pemilu 2013, stabilitas koalisi memberikan dorongan positif bagi sentimen bisnis. Data seperti IFO Business Climate Index, inflasi zona Euro, dan laporan tenaga kerja AS menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan EUR/USD, sebagaimana yang terjadi pada siklus pemilu sebelumnya. Dalam beberapa pemilu sebelumnya, dampak politik terhadap ekonomi Jerman sering kali terlihat dalam data ekonomi utama. Sebagai contoh, pada pemilu 2017, ketidakpastian politik menyebabkan pelemahan indeks kepercayaan bisnis Jerman dalam bulan-bulan setelahnya, sementara pada pemilu 2013, stabilitas koalisi memberikan dorongan positif bagi sentimen bisnis. Data seperti IFO Business Climate Index, inflasi zona Euro, dan laporan tenaga kerja AS menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan EUR/USD, sebagaimana yang terjadi pada siklus pemilu sebelumnya.

Sementara itu, data PMI Komposit S&P Global AS menunjukkan pelemahan aktivitas bisnis di Amerika Serikat, yang berpotensi memengaruhi pergerakan Dolar AS dan memperkuat posisi Euro dalam jangka pendek.

Data ekonomi lainnya, seperti inflasi zona Euro, laporan tenaga kerja AS, dan imbal hasil obligasi Jerman, turut menjadi faktor yang menentukan arah pergerakan EUR/USD dalam waktu dekat.

Salah satu isu utama yang berpengaruh terhadap EURUSD Pasca Pemilu Jerman adalah kebijakan fiskal, khususnya terkait batas defisit tahunan Jerman sebesar 0.35% dari GDP. Beberapa ekonom menganggap batasan ini menghambat pertumbuhan ekonomi Jerman pada 2024.

Friedrich Merz telah mengisyaratkan kemungkinan reformasi batas defisit secara terbatas. Namun, keputusan akhir sangat bergantung pada kesepakatan dengan mitra koalisi. Jika reformasi yang lebih fleksibel diterapkan, Euro bisa mendapatkan dorongan positif. Sebaliknya, jika negosiasi politik mengalami kebuntuan, mata uang ini kemungkinan tetap dalam tekanan. Dari sisi kebijakan moneter, Bank Sentral Eropa (ECB) masih menjadi faktor utama yang akan memengaruhi EUR/USD. Investor akan terus mengamati sikap ECB terhadap inflasi, kebijakan suku bunga, serta kemungkinan stimulus moneter lebih lanjut yang dapat mempengaruhi volatilitas mata uang ini.

Secara teknikal, EUR/USD menghadapi beberapa level kunci yang menjadi perhatian para trader:

• Resistance utama berada di 1.0528, yang merupakan titik tertinggi setelah pemilu.
• Support kritis di 1.0458, yang dapat menjadi level pertahanan sebelum kemungkinan pelemahan lebih lanjut.
• Indikator teknikal seperti RSI dan Moving Average menunjukkan volatilitas tinggi, dengan potensi breakout dalam beberapa hari ke depan.
• Fibonacci retracement mengindikasikan level 1.0480 sebagai titik kunci yang perlu diawasi untuk menentukan arah tren berikutnya.
  

Para trader juga mempertimbangkan sentimen pasar forex, posisi spekulan dalam COT report, serta korelasi EUR/USD dengan indeks dolar AS (DXY) untuk memperkirakan pergerakan lebih lanjut.

Selain pergerakan mata uang, hasil pemilu Jerman juga memengaruhi pasar obligasi. Yield obligasi Jerman mengalami perubahan signifikan karena ketidakpastian politik yang masih berlangsung. Investor cenderung mencari aset aman seperti obligasi AS, yang dapat memperkuat Dolar dan memberikan tekanan lebih lanjut pada Euro.

Jika pasar melihat adanya prospek stabilitas dalam koalisi pemerintahan baru, maka obligasi Jerman bisa kembali menarik minat investor. Sebagai contoh, pada tahun 2018, koalisi antara CDU/CSU dan SPD berhasil memberikan kepastian ekonomi, yang menyebabkan turunnya yield obligasi Jerman dan mendukung penguatan Euro. Sebaliknya, ketidakpastian politik pada tahun 2017 sebelum kesepakatan koalisi menyebabkan lonjakan volatilitas di pasar obligasi dan pelemahan Euro terhadap Dolar AS. Yield obligasi Jerman mengalami perubahan signifikan karena ketidakpastian politik yang masih berlangsung. Investor cenderung mencari aset aman seperti obligasi AS, yang dapat memperkuat Dolar dan memberikan tekanan lebih lanjut pada Euro.

Jika pasar melihat adanya prospek stabilitas dalam koalisi pemerintahan baru, maka obligasi Jerman bisa kembali menarik minat investor. Sebagai contoh, pada tahun 2018, koalisi antara CDU/CSU dan SPD berhasil memberikan kepastian ekonomi, yang menyebabkan turunnya yield obligasi Jerman dan mendukung penguatan Euro. Sebaliknya, ketidakpastian politik pada tahun 2017 sebelum kesepakatan koalisi menyebabkan lonjakan volatilitas di pasar obligasi dan pelemahan Euro terhadap Dolar AS.

Ketidakpastian politik Jerman masih akan menjadi faktor utama dalam pergerakan EURUSD Pasca Pemilu Jerman dalam beberapa minggu ke depan. Menurut analis keuangan dari Deutsche Bank, volatilitas mata uang ini kemungkinan akan tetap tinggi hingga ada kejelasan mengenai komposisi koalisi dan kebijakan fiskal yang akan diterapkan. Sementara itu, laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa investor global tengah memantau perkembangan di Bundestag untuk mencari indikasi arah kebijakan ekonomi yang akan berdampak pada Euro. Selain itu, pasar akan memperhatikan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB), hubungan perdagangan AS-Eropa, serta perkembangan geopolitik Rusia-Ukraina yang dapat mempengaruhi sentimen terhadap Euro.

Indikator penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis EUR/USD meliputi:

• Data inflasi zona Euro dan AS
• Laporan Non-Farm Payroll (NFP) AS
• Sikap Federal Reserve terhadap suku bunga
• Dinamika indeks dolar AS (DXY)
• Sentimen risiko global dan arus modal ke aset safe-haven

Selama belum ada kejelasan mengenai pemerintahan baru dan kebijakan ekonomi yang akan diterapkan, EURUSD Pasca Pemilu Jerman kemungkinan akan tetap mengalami volatilitas tinggi dengan tren yang belum jelas.

Pasca pemilu Jerman, pasangan EUR/USD mengalami volatilitas tinggi akibat ketidakpastian politik dan faktor ekonomi global. Kebijakan moneter ECB, negosiasi koalisi pemerintahan, serta data ekonomi utama dari Jerman dan AS akan menjadi faktor penentu dalam pergerakan EUR/USD ke depan. Dengan mempertimbangkan berbagai faktor ekonomi, fundamental, dan teknikal, para pelaku pasar perlu tetap waspada dalam menghadapi dinamika pasangan mata uang ini.