Dolar Sedikit Menguat, Poundsterling Tertekan Usai Rilis Data Inflasi

Dolar Sedikit Menguat, Poundsterling Tertekan Usai Rilis Data Inflasi

Share

Dolar Amerika Serikat (AS) mencatat penguatan tipis pada perdagangan hari Rabu (26/3), namun masih tertahan oleh ketidakpastian seputar prospek kebijakan perdagangan AS yang akan datang. Sementara itu, kurs poundsterling hari ini mengalami tekanan setelah data inflasi Inggris menunjukkan perlambatan yang lebih besar dari perkiraan, menjelang pembaruan kebijakan fiskal oleh pemerintah Inggris.

Indeks Dolar Menguat Tipis di Tengah Ketidakpastian Tarif

Pada pukul 16.00 WIB, Indeks Dolar—yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama lainnya—terpantau naik 0,1% ke level 103,887. Meski demikian, indeks ini masih dalam tren penurunan sekitar 4% sepanjang kuartal pertama tahun 2025.

Kenaikan dolar kali ini tampaknya bersifat sementara karena pasar masih menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan tarif baru dari pemerintahan Presiden Donald Trump. Dolar sempat terdorong naik di awal sesi, namun penguatannya tertahan setelah rilis data kepercayaan konsumen AS yang lemah. Ketidakpastian atas dampak luas dari tarif baru terhadap ekonomi AS menjadi faktor utama yang menahan laju penguatan greenback.

Trump sebelumnya mengisyaratkan akan mengumumkan detail baru mengenai tarif terhadap sektor otomotif, chip (semikonduktor), dan farmasi pada minggu depan. Menurut analis di ING, pengumuman tarif ini harus dipandang sebagai bagian dari rencana besar yang disebut "Mar-a-Lago Plan"—sebuah strategi restrukturisasi sistem perdagangan global yang diklaim akan memberi perlindungan lebih bagi konsumen dalam negeri.

"Dolar mungkin akan menguat lebih jauh jika tarif tersebut cukup agresif terhadap Uni Eropa dan China, dua kawasan yang menjalankan surplus perdagangan besar dengan AS," tulis ING dalam catatan risetnya.

Namun untuk saat ini, para analis memperkirakan pergerakan dolar akan tetap terbatas dalam kisaran sempit sampai ada kejelasan lebih lanjut terkait arah kebijakan perdagangan AS.

indeks dolar menguat tipis di tengah ketidakpastian tarif

Kurs Poundsterling Hari Ini Melemah Usai Inflasi Inggris Melambat

Sementara itu di pasar Eropa, kurs poundsterling hari ini mengalami tekanan cukup signifikan. Nilai tukar GBP/USD turun 0,4% ke level 1,2889 setelah data inflasi Inggris menunjukkan penurunan di bawah ekspektasi pasar.

Berdasarkan laporan resmi, inflasi konsumen Inggris tercatat naik 2,8% secara tahunan pada Februari, lebih rendah dibandingkan kenaikan 3,0% pada Januari. Angka tersebut juga di bawah perkiraan pasar yang memproyeksikan inflasi tetap stabil. Penurunan ini memberi sinyal bahwa tekanan harga mulai mereda, yang pada gilirannya mengurangi urgensi Bank of England untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Melemahnya inflasi datang pada saat yang sensitif bagi pemerintah Inggris, terutama bagi Menteri Keuangan Rachel Reeves yang akan memberikan pernyataan fiskal musim semi di hadapan parlemen. Dalam pernyataannya, Reeves diperkirakan akan mengumumkan pemangkasan lebih lanjut terhadap anggaran kesejahteraan dan pengeluaran departemen pemerintah.

Pekan lalu, pemerintah telah mengumumkan pengurangan anggaran kesejahteraan yang signifikan. Namun, laporan internal menunjukkan bahwa penghematan dari kebijakan tersebut masih di bawah target, sehingga diperkirakan Reeves akan memperluas pemotongan anggaran dalam pernyataan resminya.

Tak hanya itu, Reeves juga disebut-sebut akan mengalokasikan tambahan dana sebesar £2,2 miliar untuk sektor pertahanan. Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Eropa, di mana negara-negara besar seperti Jerman dan Prancis tengah meningkatkan pengeluaran untuk keamanan regional.

kurs poundsterling hari ini melemah usai inflasi inggris melambat

Euro dan Yen Mengalami Pergerakan Terbatas

Di sisi lain, euro juga mencatatkan pelemahan ringan. Pasangan mata uang EUR/USD diperdagangkan turun ke level 1,0791, setelah sebelumnya sempat menyentuh posisi tertinggi dalam lima bulan. Meski terdapat kabar positif mengenai kesepakatan antara AS, Rusia, dan Ukraina untuk menghentikan serangan di laut dan infrastruktur energi, dampaknya terhadap euro masih terbatas.

Analis dari ING mengingatkan bahwa pelaku pasar belum sepenuhnya memperhitungkan risiko terhadap euro dari potensi kebijakan tarif AS yang baru. Uni Eropa, terutama Jerman, adalah salah satu mitra dagang utama AS yang memiliki surplus besar, sehingga kemungkinan besar akan menjadi target utama dalam putaran kebijakan tarif berikutnya.

"Kami memperkirakan EUR/USD bisa turun ke level 1,05 pada akhir kuartal kedua jika ketegangan perdagangan meningkat," kata ING.

euro dan yen mengalami pergerakan terbatas

Yen Melemah Meskipun Ada Sinyal Kenaikan Suku Bunga

Di pasar Asia, pergerakan mata uang juga relatif tenang. Pasangan USD/JPY naik 0,2% ke 150,12, mencerminkan pelemahan yen meski Gubernur Bank of Japan menyatakan bahwa kenaikan suku bunga mungkin dibutuhkan jika inflasi yang didorong oleh harga pangan mulai meluas.

Sementara itu, USD/CNY juga menguat tipis 0,1% ke 7,2638. Pelaku pasar Asia mengambil pendekatan wait-and-see menjelang penerapan tarif timbal balik oleh AS yang dijadwalkan pada 2 April. Ketidakpastian mengenai skala dan dampaknya terhadap perdagangan regional menyebabkan mata uang di kawasan ini bergerak dalam kisaran sempit.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, dolar AS menguat tipis di tengah ketidakpastian arah kebijakan perdagangan, sementara kurs poundsterling hari ini melemah seiring meredanya inflasi Inggris dan menjelang pembaruan fiskal. Pasar global saat ini berada dalam fase menunggu kejelasan dari berbagai kebijakan utama yang akan diumumkan dalam waktu dekat, termasuk tarif AS, pernyataan fiskal Inggris, serta arah suku bunga bank sentral.

Dalam kondisi pasar yang masih fluktuatif ini, pelaku pasar dan investor disarankan untuk terus memantau perkembangan kebijakan makroekonomi global dan bersikap waspada terhadap potensi volatilitas yang dapat meningkat sewaktu-waktu.

Pilihan Rekomendasi Broker

Berikut pilihan rekomendasi broker yang telah kami uji secara langsung dari sisi keamanan dana, kualitas eksekusi, kemudahan deposit dan penarikan, serta banyak hal lainnya. Silahkan klik link berikut.

Indovestory Portal Berita Forex Terkini

Indovestory merupakan portal berita yang memberikan informasi terkini dan edukasi seputar kegiatan perdagangan valas atau Trading Forex.

Hubungi Kami

Berlangganan Informasi Terbaru

Subscribe
Send Message

Get Latest news daily to your mail