Trump Naikkan Tarif hingga 104 Persen, Dolar AS Melemah Lagi

Trump Naikkan Tarif hingga 104 Persen, Dolar AS Melemah Lagi

Share

Presiden Donald Trump kembali memanaskan hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China dengan mengumumkan kenaikan tarif impor hingga 104% terhadap sejumlah produk asal Negeri Tirai Bambu. Kebijakan ini langsung memicu gejolak di pasar global, termasuk melemahnya Indeks Dolar AS (DXY) yang turun ke level 101,91 pada sesi perdagangan Asia, Selasa (9 April 2025).

Kondisi tersebut mencerminkan dampak tarif impor AS 2025 yang semakin terasa luas di tengah ketegangan perdagangan global. Lonjakan tarif ini tidak hanya mengguncang pasar keuangan, tetapi juga memicu kekhawatiran mendalam tentang arah ekonomi Amerika Serikat dalam jangka pendek hingga menengah.

Ketegangan Memuncak: Tarif Tambahan dan Balasan China

Langkah Trump menaikkan tarif merupakan kelanjutan dari serangkaian kebijakan proteksionis yang telah ia canangkan sejak awal masa jabatannya. Setelah China mengenakan tarif balasan pekan lalu, Trump merespons dengan tambahan tarif impor sebesar 50%, menjadikan total beban tarif menjadi 104%.

Kementerian Perdagangan China merilis buku putih yang menegaskan bahwa mereka tidak menginginkan perang dagang, namun akan tetap mempertahankan hak-haknya jika AS terus memaksakan kebijakan sepihak. Dalam pernyataannya, China menyebut bahwa langkah AS ini tidak adil dan bertentangan dengan semangat kerja sama perdagangan internasional.

"Tidak ada pemenang dalam perang dagang," tegas pernyataan resmi pemerintah China.

tarif tambahan dan balasan china

Dampak Tarif Impor AS 2025: Tekanan pada Dunia Usaha dan Dolar

Dampak tarif impor AS 2025 terhadap perekonomian langsung terlihat dari pelemahan kurs Dolar AS, serta tekanan yang dialami oleh banyak perusahaan domestik. Banyak pelaku usaha di AS belum sempat mencari pemasok alternatif, sehingga harus menanggung beban kenaikan biaya produksi.

Selain itu, beberapa sektor industri seperti otomotif, teknologi, dan manufaktur yang sangat bergantung pada pasokan dari China menjadi korban utama dari kebijakan ini. Perusahaan-perusahaan terpaksa menaikkan harga produk mereka, menekan konsumen, dan berpotensi mempercepat laju inflasi.

Risiko inflasi meningkat, dan sejumlah ekonom memperingatkan bahwa pemangkasan tenaga kerja atau kenaikan harga konsumen bisa terjadi, memperbesar kemungkinan terjadinya resesi ekonomi di AS.

"Tarif tambahan ini menciptakan kekhawatiran besar terhadap inflasi dan resesi, terutama karena keterbatasan substitusi produk impor dari China," ujar Francesco Pesole, analis forex di ING.

tekanan pada dunia usaha dan dolar

Suku Bunga dan Ekspektasi Pasar Terhadap The Fed

Ekspektasi terhadap kebijakan moneter pun berubah drastis. Para trader kini memperkirakan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga hingga 104 basis poin sepanjang sisa tahun ini. Langkah tersebut dianggap sebagai upaya mitigasi dampak tarif impor AS 2025 terhadap aktivitas ekonomi dan stabilitas pasar.

Pemangkasan suku bunga dianggap dapat mendorong konsumsi dan investasi domestik, tetapi juga menimbulkan risiko pelemahan nilai tukar Dolar lebih lanjut. Pelaku pasar kini berada dalam posisi wait-and-see, dengan volatilitas yang tinggi mewarnai perdagangan obligasi dan mata uang.

Spekulasi ini memberi tekanan tambahan pada Dolar AS, khususnya terhadap mata uang seperti Yen Jepang dan Euro yang kini mencatatkan penguatan.

suku bunga dan ekspektasi pasar terhadap the fed

Yen dan Euro Menguat di Tengah Pelemahan Dolar

Yen Jepang menguat karena dianggap sebagai safe haven di tengah ketidakpastian global. Bank of Japan juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga, memperkuat daya tarik JPY sebagai mata uang yang stabil di tengah gejolak global.

"Strategi terbaik saat ini adalah membeli Yen," tulis analis Nomura, "karena ekonomi Jepang tetap solid sementara AS dilanda kekhawatiran stagnasi dan kebijakan dagang yang agresif."

Di sisi lain, Euro juga menguat terhadap Dolar setelah partai-partai besar di Jerman berhasil membentuk koalisi pemerintahan. Stabilitas politik ini membuka peluang bagi stimulus fiskal yang akan memperkuat ekonomi kawasan Eropa, meningkatkan kepercayaan investor terhadap masa depan Zona Euro.

Update Sesi New York: Tarif Tambahan dari China

Memasuki awal sesi New York, China mengumumkan penambahan tarif sebesar 50% terhadap barang-barang dari AS, menjadikan total tarif menjadi 84% mulai 10 April 2025. Langkah balasan ini memperburuk dampak tarif impor AS 2025 dan semakin melemahkan posisi Dolar AS.

Aksi jual terjadi pada obligasi pemerintah AS, memicu kekhawatiran akan pelarian modal dan tekanan pada pasar saham. Beberapa investor global mulai mengalihkan aset mereka ke instrumen yang dianggap lebih aman seperti emas, franc Swiss, dan mata uang negara berkembang yang kuat.

Sentimen negatif terus membayangi Dolar AS di tengah ketidakpastian arah kebijakan Trump, terutama terkait respons lanjutan yang mungkin dikeluarkan Gedung Putih.

Kesimpulan

Kebijakan tarif impor sebesar 104% yang diambil oleh Trump memicu efek domino di seluruh dunia: pelemahan Dolar AS, tekanan terhadap perusahaan AS, risiko inflasi, potensi resesi, serta ketidakstabilan geopolitik. Semua ini menjadi bagian dari dampak tarif impor AS 2025 yang harus diwaspadai oleh pelaku pasar dan investor.

Jika situasi terus berkembang tanpa penyelesaian diplomatik, perang dagang AS-China dapat memasuki fase yang lebih berbahaya dan memberikan efek berkepanjangan terhadap ekonomi global. Pemerintah dan pelaku bisnis perlu mencari solusi jangka panjang melalui diversifikasi pasokan dan kerja sama multilateral agar tidak terlalu bergantung pada kebijakan sepihak.

Pilihan Rekomendasi Broker

Berikut pilihan rekomendasi broker yang telah kami uji secara langsung dari sisi keamanan dana, kualitas eksekusi, kemudahan deposit dan penarikan, serta banyak hal lainnya. Silahkan klik link berikut.

Indovestory Portal Berita Forex Terkini

Indovestory merupakan portal berita yang memberikan informasi terkini dan edukasi seputar kegiatan perdagangan valas atau Trading Forex.

Hubungi Kami

Berlangganan Informasi Terbaru

Subscribe
Send Message

Get Latest news daily to your mail