Mengapa Altcoin Lebih Cocok untuk Trading daripada Investasi Jangka Panjang?

Pasar kripto terus menunjukkan dinamika yang cepat dan sulit diprediksi. Tahun 2025 memperjelas bahwa altcoin lebih cocok dimanfaatkan untuk aktivitas trading daripada dijadikan investasi jangka panjang. Banyak faktor teknikal dan fundamental membuat altcoin kurang ideal untuk disimpan dalam waktu lama. Meskipun potensi keuntungannya besar, risikonya pun tidak kalah tinggi. Lalu, apa saja alasan utama di balik pernyataan ini?

Salah satu alasan utama mengapa altcoin lebih cocok untuk trading adalah kondisi likuiditas pasar yang semakin terbatas. Jumlah altcoin di pasar kripto terus meningkat seiring munculnya banyak proyek baru. Namun, peningkatan ini tidak diimbangi dengan likuiditas yang memadai.

Tanpa likuiditas yang cukup, sulit untuk menjual atau membeli altcoin dalam jumlah besar tanpa mempengaruhi harga pasar secara signifikan. Hal ini berdampak pada eksekusi order dan memperbesar slippage, yang tentunya merugikan investor. Sementara itu, trader harian masih bisa memanfaatkan lonjakan harga sesaat untuk meraih keuntungan dari fluktuasi pasar.

Fenomena ini memaksa para trader dan investor melakukan rotasi aset, mengikuti pergerakan sektor-sektor tertentu yang sedang "naik daun." Smart money tidak lagi menyimpan altcoin untuk jangka panjang, melainkan aktif memindahkan dana ke altcoin yang sedang hype demi meraih cuan cepat. Strategi seperti ini tentu lebih cocok untuk trading jangka pendek dibandingkan investasi pasif.

Kemudahan membuat token baru di blockchain seperti Ethereum atau Solana membawa dampak negatif berupa banyaknya proyek scam. Tidak sedikit altcoin dibuat hanya untuk mengeruk keuntungan dalam waktu singkat dari investor yang belum memahami risiko pasar.

Banyak dari token ini tidak memiliki roadmap yang jelas, tim pengembang anonim, atau whitepaper yang hanya formalitas. Hal ini menjadikan ekosistem altcoin rentan terhadap manipulasi pasar dan rug pull. Oleh karena itu, altcoin lebih cocok dijadikan objek spekulasi jangka pendek. Trader dapat masuk saat proyek diluncurkan dan keluar sebelum hype berakhir, sehingga risiko dapat diminimalkan.

Kondisi ini menjadikan altcoin sebagai aset yang sangat berisiko jika di-hold jangka panjang. Namun, jika digunakan untuk trading aktif, risiko tersebut bisa dikendalikan karena trader hanya perlu memanfaatkan momentum pasar tanpa harus terikat dalam waktu lama.

Sistem ini mampu melakukan eksekusi dalam hitungan milidetik, memanfaatkan selisih harga dan volume untuk meraih profit cepat. Bot dan algo ini tidak berinvestasi jangka panjang, melainkan fokus pada pergerakan harga jangka pendek.

Algoritma tersebut mengandalkan pola teknikal dan volume pasar untuk menentukan titik masuk dan keluar. Banyak altcoin bergerak mengikuti pola serupa, sehingga lebih mudah diprediksi secara teknikal. Namun, hal ini mempersulit investor jangka panjang karena harga mudah dimanipulasi dan tidak mencerminkan nilai intrinsik proyek.

Kondisi ini menciptakan ekosistem yang sangat kompetitif, di mana kecepatan dan strategi menjadi kunci sukses. Jika kamu mengandalkan analisis fundamental dan berharap altcoin naik dalam beberapa bulan ke depan, kemungkinan besar akan kalah dari algoritma pasar yang lebih dulu mengambil posisi. Oleh karena itu, strategi trading altcoin jangka pendek jauh lebih relevan di era dominasi bot saat ini.

Ketidakpastian global dan meningkatnya minat institusi terhadap cryptocurrency membuat Bitcoin semakin dilihat sebagai aset safe haven. Banyak institusi besar, hedge fund, hingga negara mulai mengalokasikan sebagian dari portofolio mereka ke Bitcoin karena dianggap lebih stabil dan memiliki legitimasi lebih kuat dibanding altcoin.

Bitcoin memiliki kapitalisasi pasar yang jauh lebih besar, volume perdagangan tinggi, serta infrastruktur yang lebih mapan. Kombinasi ini menjadikannya pilihan utama untuk investasi jangka panjang. Sementara itu, altcoin sering kali masih bergantung pada spekulasi pasar dan keberhasilan roadmap yang belum tentu terealisasi.

Situasi ini menyebabkan altcoin kehilangan daya tarik di mata investor jangka panjang. Mereka cenderung menjual altcoin dan beralih ke Bitcoin sebagai cara untuk melindungi nilai aset dari fluktuasi pasar yang ekstrem. Altcoin pun semakin dipandang sebagai sarana trading jangka pendek yang menawarkan volatilitas tinggi dan potensi cuan cepat.

Pasar altcoin saat ini lebih dipengaruhi oleh sentimen dan hype daripada kekuatan fundamental. Banyak altcoin yang nilainya melonjak drastis hanya karena pengaruh media sosial, influencer kripto, atau tren sesaat seperti meme coin.

Akibatnya, harga altcoin sering bergerak tanpa didasari perkembangan teknologi atau pencapaian proyek yang nyata. Dalam kondisi ini, trader yang mampu membaca sentimen dan menggunakan analisis teknikal akan lebih diuntungkan dibanding mereka yang mengandalkan pendekatan fundamental.

Faktor ini menjadikan altcoin sangat cocok untuk swing trading atau momentum trading, karena harga bisa berubah drastis hanya dalam hitungan jam. Namun, strategi seperti ini tentu sangat berisiko jika diterapkan dalam jangka panjang, apalagi tanpa analisis menyeluruh terhadap tim pengembang dan rencana proyek.

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa altcoin lebih cocok digunakan sebagai instrumen trading aktif dibandingkan sebagai investasi jangka panjang. Faktor seperti minimnya likuiditas, dominasi bot, maraknya proyek scam, dan rendahnya minat investor besar terhadap altcoin menjadi alasan utama mengapa strategi hold jangka panjang kurang efektif.

Pendekatan trading memungkinkan kamu memanfaatkan volatilitas pasar tanpa harus terjebak dalam risiko jangka panjang. Dengan strategi manajemen risiko yang tepat, kamu bisa meraih keuntungan dari altcoin tanpa menyimpannya terlalu lama. Sebaliknya, menjadikan altcoin sebagai aset utama dalam portofolio investasi bisa sangat berisiko jika tidak dilakukan secara hati-hati.