Trading Saat News Release, Peluang Besar atau Risiko Tinggi?

Pasar keuangan dikenal dengan volatilitasnya, terutama saat momen penting seperti rilis data ekonomi. Banyak trader berusaha memanfaatkan momentum ini untuk meraih profit dalam waktu singkat. Namun, apakah benar trading saat news release adalah strategi jitu atau justru langkah yang terlalu berisiko? Artikel ini membahas secara mendalam mengenai peluang dan risiko trading saat berita ekonomi dirilis, lengkap dengan strategi dan pertimbangan bagi trader pemula hingga profesional.

Trading saat news release adalah aktivitas membuka posisi beli atau jual di pasar, tepat saat atau menjelang rilis data ekonomi penting seperti Non-Farm Payroll (NFP), Consumer Price Index (CPI), keputusan suku bunga bank sentral, atau data pertumbuhan ekonomi seperti Gross Domestic Product (GDP). Momen-momen ini biasanya memicu lonjakan volatilitas yang tinggi dan pergerakan harga yang sangat cepat.

Berita berdampak besar terhadap pasar biasanya berkaitan dengan inflasi, pengangguran, kebijakan moneter, dan kondisi keuangan global. Trader yang memilih strategi ini berharap dapat menangkap pergerakan tajam harga untuk keuntungan cepat. Jenis pasar yang paling sering menjadi target trading saat news release meliputi forex, indeks saham, dan komoditas.

Tidak bisa dimungkiri bahwa banyak trader tertarik dengan strategi ini karena potensi keuntungan besar dalam waktu singkat. Volatilitas pasar yang meningkat saat berita rilis memberikan peluang untuk meraih profit signifikan hanya dalam hitungan menit.

Contohnya, saat data NFP Amerika Serikat dirilis dan hasilnya jauh dari ekspektasi, pergerakan EUR/USD bisa mencapai 100 pip atau lebih dalam waktu kurang dari satu jam. Dengan leverage yang memadai, potensi keuntungannya bisa sangat besar. Trader juga dapat mengandalkan analisis fundamental dan kalender ekonomi untuk mempersiapkan posisi secara matang menjelang berita rilis.

Selain itu, terdapat potensi "momentum trading" yang kuat ketika arah pergerakan pasar telah dikonfirmasi oleh data ekonomi. Ini membuka ruang untuk entry posisi lanjutan (scalping atau intraday) dengan risiko yang lebih terukur. Teknik ini sering digunakan dalam strategi trading berita oleh trader profesional.

Namun, peluang besar ini datang dengan risiko yang tidak kalah besar. Salah satu tantangan utama dalam trading saat news release adalah terjadinya slippage—di mana eksekusi order tidak terjadi pada harga yang diharapkan karena pasar bergerak terlalu cepat.

Spread juga dapat melebar secara drastis, terutama jika broker Anda tidak menggunakan model ECN (Electronic Communication Network). Spread yang melebar dapat menggerus profit bahkan menyebabkan posisi langsung terkena stop loss.

Selain itu, harga bisa bergerak tidak rasional. Misalnya, data yang dirilis bagus namun pasar justru turun, atau sebaliknya. Hal ini bisa terjadi karena reaksi pasar sering mencerminkan ekspektasi sebelumnya, bukan hanya data aktual.

Dari sisi psikologis, trading saat news release menuntut ketenangan tinggi. Banyak trader pemula gugup dan melakukan overtrading karena tidak tahan melihat pergerakan harga yang liar. Tanpa manajemen risiko dan mental yang siap, news trading bisa sangat merugikan.

Untuk mengurangi risiko, ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh trader:

• Gunakan Pending Order: Tempatkan buy stop atau sell stop beberapa pip dari harga saat ini untuk menangkap breakout saat berita dirilis.
• Atur Stop Loss dan Take Profit: Selalu gunakan batas kerugian dan target keuntungan yang realistis agar posisi tetap terkontrol.
• Perkecil Ukuran Lot: Hindari lot besar yang dapat menguras akun dalam satu kesalahan.
• Gunakan Kalender Ekonomi: Ketahui jadwal rilis berita penting dan rencanakan skenario potensial.
• Backtesting dan Akun Demo: Uji strategi di akun demo sebelum digunakan di akun live.

Beberapa trader juga menggunakan pendekatan news breakout trading, di mana posisi otomatis dieksekusi saat harga melewati level resistance atau support penting setelah berita rilis.

Jika Anda tidak nyaman entry saat volatilitas tinggi, strategi post-news trading bisa menjadi pilihan. Trader menunggu harga stabil terlebih dahulu, kemudian masuk saat arah pasar sudah lebih jelas.

Contohnya, jika berita membuat harga melonjak, trader bisa menunggu retracement lalu masuk posisi saat ada konfirmasi reversal atau continuation pattern menggunakan indikator teknikal seperti moving average atau Fibonacci retracement.

Metode ini cocok bagi trader konservatif yang ingin menghindari risiko tinggi namun tetap memanfaatkan efek jangka pendek dari rilis data ekonomi. Pendekatan ini sering disebut juga sebagai trading setelah news release atau strategi entry pasca-volatilitas.

Strategi ini lebih cocok untuk trader berpengalaman yang terbiasa menghadapi tekanan pasar dan memahami karakteristik pergerakan harga saat berita rilis. Dibutuhkan broker dengan eksekusi cepat dan spread rendah, serta kemampuan analisis data ekonomi yang baik.

Untuk trader pemula, sebaiknya tidak langsung terjun ke news trading dengan modal besar. Mulailah dari akun demo atau mikro sembari memahami pola reaksi pasar terhadap rilis berita.

Trading saat news release memang menawarkan peluang profit luar biasa, namun risiko yang mengintai juga tidak kecil. Keputusan untuk menggunakan strategi ini harus diiringi persiapan matang, manajemen risiko ketat, dan kontrol emosi yang baik.

Jangan jadikan strategi ini sebagai ajang spekulasi. Gunakan data, logika, dan rencana yang terstruktur. Bila dilakukan dengan disiplin, news trading bisa menjadi strategi yang menguntungkan. Namun jika dilakukan sembarangan, potensi kerugian bisa sangat besar.

Pahami karakter pasar, siapkan strategi, dan pastikan bahwa trading saat news release sesuai dengan gaya dan tujuan trading Anda. Jangan hanya tergiur profit cepat—kenali juga segala risikonya.