Tren ESG Investing di Indonesia, Saham Ramah Lingkungan Jadi Primadona?

Investasi kini bukan sekadar soal keuntungan semata. Di tengah meningkatnya kesadaran terhadap perubahan iklim dan isu sosial global, para investor mulai mempertimbangkan aspek keberlanjutan dalam pengambilan keputusan. Tren ini dikenal sebagai ESG investing, dan dalam beberapa tahun terakhir, ESG investing Indonesia mulai mencuri perhatian. Tak hanya di pasar global, saham-saham yang dianggap ramah lingkungan dan beretika juga mulai dilirik di dalam negeri sebagai aset masa depan.

Seiring meningkatnya tekanan internasional terhadap dekarbonisasi dan dorongan untuk investasi berkelanjutan, perusahaan-perusahaan di Indonesia pun mulai menyadari pentingnya penerapan prinsip ESG dalam strategi bisnis mereka. Tak heran jika ESG investing Indonesia menjadi topik hangat di kalangan analis pasar modal, lembaga keuangan, hingga komunitas investor pemula.

ESG merupakan singkatan dari Environmental, Social, dan Governance. ESG investing adalah pendekatan investasi yang tidak hanya fokus pada kinerja keuangan, tetapi juga mempertimbangkan dampak lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan.

• Environmental (Lingkungan): mencakup isu seperti emisi karbon, efisiensi energi, penggunaan energi terbarukan, konservasi air, dan pengelolaan limbah.
• Social (Sosial): melibatkan hak karyawan, hubungan dengan komunitas lokal, keberagaman & inklusi, serta perlindungan konsumen.
• Governance (Tata Kelola): menilai transparansi manajemen, antikorupsi, struktur dewan direksi, serta kebijakan etika perusahaan.
  

Dengan kata lain, ESG investing Indonesia bukan hanya tentang keuntungan, tetapi juga tentang berinvestasi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik.

Dalam lima tahun terakhir, Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan dalam adopsi prinsip ESG. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meluncurkan beberapa indeks seperti SRI-KEHATI, IDX ESG Leaders, dan ESG Sector Leaders IDX KEHATI untuk mendorong keterlibatan perusahaan dalam praktik bisnis berkelanjutan. Indeks ini menjadi acuan penting bagi investor yang ingin menanamkan dana pada perusahaan yang terbukti ramah lingkungan dan sosial.

Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada awal 2025 menyebutkan bahwa jumlah investor ritel yang mengakses produk ESG meningkat lebih dari 40% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh meningkatnya literasi keuangan digital serta kampanye kesadaran investasi berkelanjutan melalui media sosial. Investasi hijau, etis, dan tanggung jawab sosial menjadi faktor pendorong utama.

Beberapa emiten lokal menjadi favorit investor ESG karena komitmennya terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Contohnya:

• UNVR (Unilever Indonesia): terkenal dengan program pengurangan emisi karbon, kampanye pengurangan plastik sekali pakai, dan keberagaman gender dalam kepemimpinan.
• SMGR (Semen Indonesia): menjalankan proyek konservasi energi, penggunaan bahan bakar alternatif, dan pengelolaan limbah industri secara efisien.
• TLKM (Telkom Indonesia): mendorong inklusi digital di wilayah terpencil, mendukung pendidikan berbasis teknologi, dan menerapkan struktur governance yang transparan.

Saham-saham ini menunjukkan performa stabil dan cenderung tahan terhadap gejolak pasar karena memiliki fundamental kuat serta citra positif di mata investor yang mengutamakan prinsip investasi berkelanjutan.

Ada beberapa alasan mengapa ESG investing Indonesia semakin populer, terutama di kalangan investor muda:

• Kesadaran Lingkungan dan Sosial: Generasi milenial dan Gen Z lebih peduli terhadap isu global dan ingin berkontribusi melalui investasi yang selaras dengan nilai pribadi mereka.
• Risiko Lebih Rendah dalam Jangka Panjang: Perusahaan dengan prinsip ESG lebih tahan terhadap risiko regulasi, reputasi, dan hukum.
• Dukungan Pemerintah: OJK dan BEI terus mendorong keuangan berkelanjutan, termasuk dengan membangun taksonomi hijau dan pedoman ESG nasional.

Dengan tekanan global menuju ekonomi hijau, ESG investing menjadi pilihan strategis bagi investor yang berpikir jangka panjang, baik melalui saham maupun reksa dana berbasis ESG.

Meski menjanjikan, ESG investing Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan:

• Kurangnya Transparansi Data: Tidak semua perusahaan terbuka dalam pelaporan keberlanjutan.
• Standar yang Belum Seragam: Belum ada standar nasional yang mengikat terkait pelaporan ESG.
• Minim Literasi ESG: Banyak investor pemula belum memahami pentingnya prinsip ESG dan cenderung menganggapnya rumit.
  

Meski begitu, berbagai inisiatif edukatif dari OJK, BEI, dan platform digital terus dilakukan untuk membangun pemahaman yang lebih baik dan membentuk ekosistem ESG yang lebih kuat.

Jika kamu tertarik memulai investasi ESG, berikut beberapa tips:

• Gunakan Indeks ESG: Mulai dari indeks seperti SRI-KEHATI atau IDX ESG Leaders sebagai panduan memilih saham.
• Pelajari Laporan Keberlanjutan: Baca sustainability report dari emiten yang sudah mengadopsi prinsip ESG.
• Gunakan Aplikasi Investasi: Pilih aplikasi yang menyediakan filter ESG atau menawarkan reksa dana hijau.
• Gabung Komunitas ESG: Bergabung dengan forum atau webinar bisa menambah wawasan dan jaringan.
• Diversifikasi Portofolio: Tetap perhatikan manajemen risiko dengan membagi investasi ke berbagai sektor.
  

Dengan langkah ini, kamu bisa memulai ESG investing Indonesia secara bijak dan berdampak.

Melihat arah perkembangan pasar dan regulasi, ESG investing Indonesia tidak lagi menjadi alternatif, tetapi telah menjadi bagian penting dari strategi investasi modern. Dengan dukungan regulator, meningkatnya kesadaran masyarakat, dan ketersediaan data keberlanjutan, ESG investing menawarkan keuntungan finansial sekaligus kontribusi terhadap bumi dan masyarakat.

Jadi, jika kamu ingin menjadi investor yang cerdas dan peduli, sekaranglah waktunya menjajaki dunia ESG investing Indonesia. Karena investasi yang baik adalah investasi yang membawa dampak positif.