Trump Ubah Tarif Otomotif, Nilai Dolar Bergerak Naik

Trump Ubah Tarif Otomotif, Nilai Dolar Bergerak Naik

Share

Indeks Dolar AS (DXY) mencatat kenaikan tipis dan bertengger di kisaran 99.30 pada sesi perdagangan 30 April. Meski begitu, dolar masih berada dalam rentang terendahnya selama tiga tahun terakhir. Pergerakan ini terjadi di tengah perhatian pasar yang tertuju pada perkembangan tarif otomotif Trump, perubahan kebijakan perdagangan global, dan rilis data ekonomi penting pekan ini.

Gedung Putih baru-baru ini mengumumkan bahwa Presiden Donald Trump akan menandatangani perintah eksekutif untuk melonggarkan kebijakan tarif impor atas produk otomotif. Dalam kebijakan baru ini, kendaraan bermotor dan onderdil hanya akan dikenai tarif otomotif Trump maksimal 25%. Lebih penting lagi, komponen otomotif tersebut tidak akan dikenai tambahan tarif lain seperti tarif baja, tarif resiprokal, maupun jenis tarif tambahan lainnya.

Langkah ini diyakini sebagai bagian dari upaya Trump untuk menstabilkan sektor manufaktur otomotif AS dan menjaga daya saing global. Pemerintah AS juga mengumumkan pemberian kredit hingga 15% dari nilai kendaraan yang dirakit di dalam negeri kepada perusahaan otomotif lokal. Dengan kredit ini, mereka dapat mengimpor komponen bebas bea sembari membangun kapasitas produksi atau mencari pemasok lokal alternatif. Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari industri, terutama produsen besar seperti Ford dan General Motors yang selama ini sangat terdampak oleh tarif otomotif yang tinggi.

akankah dolar bertahan

Tarif Otomotif Trump dan Dampaknya terhadap Dolar AS

Kebijakan pelonggaran tarif otomotif Trump memberikan sentimen positif terhadap Dolar AS. Arus modal akhir bulan turut memperkuat greenback karena investor global kembali menaruh kepercayaan pada stabilitas ekonomi AS jangka pendek. Meski penguatan hanya bersifat terbatas, hal ini menandakan adanya optimisme baru di tengah bayang-bayang perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga menyampaikan bahwa AS hampir mencapai kesepakatan dagang baru dengan India dan Korea Selatan. Selain itu, negosiasi lanjutan dengan 17 negara lain tengah berlangsung. Kabar ini turut menenangkan pasar dan mengurangi kekhawatiran bahwa AS akan terus berada dalam konflik dagang berkepanjangan akibat tarif otomotif yang bersifat proteksionis.

Namun, dampak dari kebijakan proteksionis terdahulu tidak dapat diabaikan begitu saja. Ekonom Kristina Clifton dari Commonwealth Bank of Australia menyebut bahwa “gejolak tarif puncak mungkin sudah berlalu, tetapi kerusakan terhadap kepercayaan publik, ekonomi AS, dan sistem perdagangan global sudah terjadi.” Ini menjadi peringatan bahwa meskipun dolar naik tipis, tantangan struktural masih membayangi.

tarif otomotif trump dan dampaknya terhadap dolar as

Data Ekonomi Melemah, Pasar Tunggu Langkah The Fed

Di sisi lain, data ekonomi AS terbaru menunjukkan perlambatan yang mengkhawatirkan. Indeks keyakinan konsumen anjlok dari 93,9 menjadi 86,0 pada April 2025 — level terendah dalam hampir lima tahun. Penurunan ini mencerminkan ketidakpastian yang dirasakan masyarakat akibat fluktuasi kebijakan perdagangan internasional, termasuk ketidakjelasan atas tarif otomotif.

Data lowongan kerja JOLTs juga menunjukkan tren negatif, dengan penurunan dari 7,480 juta menjadi 7,192 juta. Ini mengindikasikan bahwa pelaku usaha mulai menahan ekspansi dan perekrutan tenaga kerja, sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang belum pasti, terutama setelah fase kenaikan tarif otomotif yang berlangsung beberapa tahun terakhir.

Menurut Francesco Pesole, ahli strategi forex dari ING, "minggu penuh rilis data ekonomi ini bisa membuka peluang aksi jual terhadap Dolar, terutama jika data ketenagakerjaan hari Jumat menunjukkan kelemahan." Ia menambahkan bahwa data ketenagakerjaan akan menjadi indikator penting dalam menentukan apakah Federal Reserve perlu melakukan pelonggaran kebijakan moneter lebih cepat dari rencana semula.

Sektor tenaga kerja yang lemah biasanya mendorong bank sentral untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga demi mendorong konsumsi dan investasi. Jika ini terjadi, maka reli penguatan dolar bisa tertahan atau bahkan berbalik melemah dalam jangka menengah.

data ekonomi melemah pasar tunggu langkah the fed

Kesimpulan

Pelonggaran tarif otomotif Trump memberikan angin segar bagi pelaku pasar dan membantu menjaga momentum penguatan Dolar AS, meskipun dalam rentang yang masih terbatas. Namun, tekanan dari sisi fundamental ekonomi seperti melemahnya kepercayaan konsumen dan menurunnya data ketenagakerjaan bisa menjadi faktor penghambat.

Investor dan analis kini menantikan bagaimana Federal Reserve akan merespons data ekonomi terbaru. Jika The Fed mengambil sikap dovish, penguatan Dolar kemungkinan hanya bersifat jangka pendek. Sebaliknya, jika bank sentral tetap hawkish dan melihat inflasi sebagai ancaman yang lebih besar, maka dolar berpotensi kembali menguat lebih solid.

Dalam kondisi ini, pergerakan Dolar AS tidak hanya akan dipengaruhi oleh perubahan tarif otomotif Trump, tetapi juga oleh dinamika makroekonomi global, kebijakan moneter, arah perdagangan internasional, dan respons pelaku pasar terhadap kebijakan fiskal yang dikeluarkan dari Washington. Satu hal yang pasti, pasar akan terus bergerak dinamis mengikuti sinyal-sinyal kebijakan dan berita terkait tarif otomotif Trump serta dampaknya terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Pilihan Rekomendasi Broker

Berikut pilihan rekomendasi broker yang telah kami uji secara langsung dari sisi keamanan dana, kualitas eksekusi, kemudahan deposit dan penarikan, serta banyak hal lainnya. Silahkan klik link berikut.

Indovestory Portal Berita Forex Terkini

Indovestory merupakan portal berita yang memberikan informasi terkini dan edukasi seputar kegiatan perdagangan valas atau Trading Forex.

Hubungi Kami

Berlangganan Informasi Terbaru

Subscribe
Send Message

Get Latest news daily to your mail