Kurs Dolar AS Melemah Akibat Kebijakan Tarif Baja Terbaru

Kurs Dolar AS Melemah Akibat Kebijakan Tarif Baja Terbaru

Share

Indeks Dolar AS (DXY) anjlok lebih dari 0,6% ke level sekitar 98,80 pada sesi perdagangan Asia, Senin (2 Juni 2025). Penurunan ini terjadi sebagai respons pasar terhadap ancaman Presiden Donald Trump yang berencana menggandakan tarif impor baja dari 25% menjadi 50%. Kebijakan ini memicu aksi jual dolar AS secara global karena dikhawatirkan dapat menimbulkan ketidakpastian dalam perdagangan internasional dan melemahkan ekonomi Amerika Serikat.

Kenaikan Tarif Baja dan Aluminium: Upaya Proteksionisme AS

Presiden Trump mengumumkan kenaikan tarif impor baja saat berkampanye di Pennsylvania pada akhir pekan lalu. Ia menyatakan kenaikan tarif ini bertujuan untuk “melindungi industri baja Amerika Serikat.” Selain baja, tarif impor aluminium juga akan mengalami kenaikan serupa. Kenaikan tarif ini dijadwalkan mulai berlaku pada Rabu mendatang, dengan harapan memperkuat posisi industri baja dan aluminium dalam negeri.

Strategi proteksionis ini, meski kontroversial, merupakan bagian dari upaya pemerintah AS untuk memperbaiki neraca perdagangan. Namun, pasar melihat langkah ini sebagai potensi risiko yang dapat memperburuk ketegangan perdagangan global dan menimbulkan gejolak pada nilai tukar dolar.

kenaikan tarif baja dan aluminium_ upaya proteksionisme as

Reaksi Keras dari Mitra Dagang Global

Pengumuman kenaikan tarif baja langsung menuai kecaman dari berbagai pihak di dunia. Serikat pekerja baja Kanada menyebut kebijakan ini sebagai “serangan langsung” terhadap industri baja Kanada, salah satu eksportir utama ke AS. Komisi Eropa pun mengumumkan kesiapan untuk meluncurkan langkah balasan guna melindungi industri mereka. Di sisi lain, Menteri Perdagangan Australia mengutuk keras kebijakan tersebut karena dapat mengganggu kestabilan perdagangan global.

Reaksi negatif ini meningkatkan ketidakpastian pasar dan memengaruhi kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi AS. Akibatnya, dolar AS menjadi salah satu mata uang yang paling tertekan akibat risiko penurunan pertumbuhan ekonomi.

reaksi keras dari mitra dagang global

Ketegangan Perang Dagang AS-China Kembali Meningkat

Selain isu tarif baja, ketegangan perdagangan antara AS dan China kembali memanas. Kementerian Perdagangan China membantah tuduhan Presiden Trump yang menuduh praktik perdagangan tidak adil, menyatakan bahwa tuduhan tersebut “tidak berdasar.” China juga menegaskan akan mengambil langkah tegas untuk melindungi kepentingan nasionalnya.

Perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia ini sudah berlangsung selama beberapa tahun dan kerap menimbulkan ketidakpastian pasar global. Kenaikan tarif impor AS semakin memperkeruh suasana dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi konflik dagang yang dapat berdampak negatif pada nilai tukar dan pasar keuangan global.

risiko stagflasi dan pelemahan dolar yang lebih dalam

Dampak Terhadap Nilai Tukar Dolar dan Pasangan Mata Uang

Pasar valuta asing merespons dengan cepat kebijakan tarif baru AS ini. Sejak awal sesi perdagangan, dolar AS mengalami tekanan kuat. Pasangan mata uang USD/JPY turun lebih dari 0,8%, sementara NZD/USD melonjak hampir 1%, dan AUD/USD naik sekitar 0,75%. Pasangan EUR/USD dan GBP/USD juga menguat masing-masing sekitar 0,7%.

Pergerakan ini menunjukkan perpindahan preferensi investor ke mata uang yang dianggap lebih stabil dan berpotensi memberikan imbal hasil lebih baik di tengah ketidakpastian global.

Risiko Stagflasi dan Pelemahan Dolar yang Lebih Dalam

Elias Haddad, ahli strategi pasar senior di Brown Brothers Harriman, memperingatkan bahwa kebijakan proteksionis ini meningkatkan risiko stagflasi di AS — situasi di mana pertumbuhan ekonomi stagnan diiringi dengan inflasi tinggi. Kondisi ini dapat melemahkan nilai dolar karena menurunkan daya beli dan kepercayaan investor. “Kebijakan perdagangan proteksionis AS telah meningkatkan risiko ekonomi memasuki periode stagflasi yang dapat memperparah pelemahan dolar,” ujar Haddad.

Kesimpulan

Kebijakan kenaikan tarif impor baja dan aluminium oleh Presiden Donald Trump telah memberikan tekanan signifikan pada kurs Dolar AS. Reaksi keras dari mitra dagang dan ketegangan perang dagang dengan China semakin memperburuk sentimen pasar terhadap dolar. Kondisi ini meningkatkan risiko volatilitas yang tinggi dan pelemahan nilai tukar dolar lebih lanjut. Para pelaku pasar dan investor disarankan untuk terus memantau perkembangan kebijakan perdagangan AS dan dampaknya terhadap pasar global.

Pilihan Rekomendasi Broker

Berikut pilihan rekomendasi broker yang telah kami uji secara langsung dari sisi keamanan dana, kualitas eksekusi, kemudahan deposit dan penarikan, serta banyak hal lainnya. Silahkan klik link berikut.

Indovestory Portal Berita Forex Terkini

Indovestory merupakan portal berita yang memberikan informasi terkini dan edukasi seputar kegiatan perdagangan valas atau Trading Forex.

Hubungi Kami

Berlangganan Informasi Terbaru

Subscribe
Send Message

Get Latest news daily to your mail