Indonesia Kurangi Ketergantungan Dolar AS, Pererat Hubungan Dagang dengan China

Indonesia Kurangi Ketergantungan Dolar AS, Pererat Hubungan Dagang dengan China

Share

Upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan meningkatkan efisiensi perdagangan internasional terus digencarkan oleh Indonesia. Salah satu langkah terbarunya adalah mengurangi eksposur terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Strategi ini diperkuat melalui penandatanganan sejumlah nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dan China yang bertujuan mempererat hubungan dagang bilateral kedua negara.

Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia tengah menjalankan strategi de-dolarisasi secara bertahap, sambil memperluas penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan luar negeri. Kebijakan ini dinilai penting dalam memperkuat stabilitas nilai tukar dan mengurangi risiko ketergantungan pada fluktuasi dolar AS di tengah ketidakpastian global. Di tengah dinamika geopolitik dan perubahan ekonomi dunia, Indonesia menunjukkan komitmennya untuk membangun sistem keuangan yang lebih mandiri.

Kolaborasi Baru antara Indonesia dan China

Penandatanganan nota kesepahaman terbaru antara Beijing dan Jakarta menandai era baru dalam hubungan ekonomi Indonesia-China. Nota ini mencakup kerja sama strategis di berbagai bidang, termasuk penggunaan Local Currency Settlement (LCS)—mekanisme transaksi bilateral dengan menggunakan mata uang lokal seperti rupiah dan yuan.

Menurut CEO EBC Financial Group, David Barrett, kerja sama ini merupakan "kalibrasi ulang basis keuangan Indonesia" yang mengarah pada sistem perdagangan yang lebih efisien dan mandiri. Ia menilai bahwa pengurangan ketergantungan terhadap dolar AS adalah langkah strategis yang menunjukkan arah kebijakan moneter dan fiskal Indonesia yang lebih progresif.

Lebih jauh, Barrett menyebut bahwa ini bukan hanya soal pengurangan biaya transaksi, melainkan bagian dari upaya restrukturisasi hubungan ekonomi antarnegara berkembang. Dengan memilih mata uang lokal, Indonesia tidak hanya mempercepat efisiensi ekonomi, tetapi juga mempersiapkan diri untuk era baru perdagangan global yang lebih multipolar.

Selain kerja sama mata uang, nota tersebut juga mencakup penguatan sinergi dalam pembangunan infrastruktur, energi, dan digitalisasi ekonomi, yang semuanya akan memperluas kanal perdagangan dan investasi bilateral.

kolaborasi baru antara indonesia dan china

Mengapa Indonesia Kurangi Ketergantungan terhadap Dolar AS?

Ketergantungan pada dolar AS selama ini menjadikan Indonesia lebih rentan terhadap volatilitas nilai tukar dan kebijakan moneter The Fed. Setiap perubahan suku bunga acuan di AS dapat berdampak langsung terhadap nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi nasional.

Dengan memperluas kerja sama mata uang lokal bersama China melalui LCS, Indonesia dapat meminimalisir biaya transaksi, mengurangi eksposur risiko eksternal, serta mendorong penggunaan rupiah dan yuan dalam perdagangan internasional.

Bank Indonesia (BI) dan People’s Bank of China (PBOC) kini semakin aktif dalam membangun mekanisme pertukaran mata uang langsung yang stabil dan saling menguntungkan. Implementasi LCS memungkinkan pelaku usaha melakukan transaksi ekspor-impor tanpa harus mengkonversi terlebih dahulu ke dolar AS, sehingga menghemat waktu dan biaya.

Selain itu, penguatan kerja sama LCS mendukung ketahanan sistem keuangan domestik dari tekanan eksternal serta memperkuat posisi rupiah sebagai simbol kedaulatan ekonomi. Langkah ini juga mendukung visi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi digital dan logistik di kawasan Asia Tenggara.

mengapa indonesia kurangi ketergantungan terhadap dolar as

Dampak terhadap Hubungan Dagang Indonesia–China

China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan bilateral yang terus meningkat setiap tahunnya. Upaya memperluas transaksi menggunakan rupiah dan yuan tidak hanya memperkuat hubungan dagang, tetapi juga memperkokoh posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam perdagangan regional Asia-Pasifik. Selain efisiensi, penggunaan mata uang lokal dalam transaksi dagang juga memperkuat posisi negosiasi Indonesia dalam forum-forum internasional, serta membuka peluang lebih luas bagi UMKM untuk ikut serta dalam perdagangan lintas negara. Ini menciptakan peluang pemerataan ekonomi nasional, karena pelaku usaha skala kecil tidak harus menghadapi hambatan biaya konversi mata uang.

Penguatan hubungan ekonomi ini juga mendukung kebijakan jangka panjang dalam memperluas diversifikasi pasar dan mitra strategis, serta menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif di kawasan. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan ekonomi Presiden Joko Widodo yang fokus pada penguatan kerja sama kawasan dan peningkatan nilai tambah perdagangan ekspor.

Tak hanya itu, meningkatnya investasi dari China ke sektor manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur juga menunjukkan dampak positif dari hubungan yang semakin erat ini. Indonesia memperoleh keuntungan berupa transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan penguatan posisi dalam rantai pasok global.

dampak terhadap hubungan dagang indonesia–china

Tantangan dan Peluang De-dolarisasi

Meski kebijakan de-dolarisasi memberikan banyak manfaat jangka panjang, penerapannya tetap dihadapkan pada tantangan besar. Salah satunya adalah kesiapan infrastruktur perbankan dan sistem pembayaran lintas negara yang masih perlu ditingkatkan.

Di sisi lain, edukasi terhadap pelaku usaha, terutama eksportir dan importir, juga menjadi kunci agar pemahaman tentang manfaat penggunaan mata uang lokal bisa menyebar luas. Pemerintah perlu bekerja sama dengan sektor swasta untuk menyosialisasikan mekanisme LCS dan potensi keuntungannya.

Koordinasi antar lembaga dan pemangku kepentingan juga menjadi hal krusial dalam mendukung ekosistem de-dolarisasi ini. Perlu ada sistem regulasi yang adaptif, insentif fiskal, serta dukungan teknologi agar seluruh proses berjalan optimal.

Namun, dengan komitmen bersama antara pemerintah, otoritas moneter, dan dunia usaha, de-dolarisasi bukan lagi sekadar wacana. Langkah konkret seperti nota kesepahaman Indonesia-China membuktikan bahwa transisi menuju sistem keuangan multipolar sedang berlangsung, dan Indonesia siap mengambil bagian aktif di dalamnya.

Kesimpulan

Upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS sekaligus memperkuat hubungan dagang Indonesia-China adalah bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk membangun ketahanan ekonomi yang lebih mandiri dan adaptif. Melalui kerja sama Local Currency Settlement dan diplomasi dagang yang intensif, Indonesia menunjukkan kesiapan untuk menghadapi dinamika global dengan pendekatan yang lebih berdaulat dan efisien.

Dengan mengurangi eksposur terhadap dolar AS, memperkuat hubungan dengan mitra dagang utama seperti China, dan membangun sistem keuangan yang lebih mandiri, Indonesia menunjukkan langkah berani menuju era ekonomi baru yang lebih seimbang dan berkelanjutan.

Keberhasilan strategi ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi regional yang tangguh, serta memperluas peluang pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pilihan Rekomendasi Broker

Berikut pilihan rekomendasi broker yang telah kami uji secara langsung dari sisi keamanan dana, kualitas eksekusi, kemudahan deposit dan penarikan, serta banyak hal lainnya. Silahkan klik link berikut.

Indovestory Portal Berita Forex Terkini

Indovestory merupakan portal berita yang memberikan informasi terkini dan edukasi seputar kegiatan perdagangan valas atau Trading Forex.

Hubungi Kami

Berlangganan Informasi Terbaru

Subscribe
Send Message

Get Latest news daily to your mail