Octa Diblokir di Singapura, Regulasi Dilanggar, Akses Dibatasi

Pemerintah Singapura secara resmi mengumumkan akan memblokir akses ke platform trading Octa mulai 20 Juni 2025, setelah ditemukan pelanggaran serius terhadap peraturan pasar modal yang berlaku. Langkah ini merupakan hasil investigasi bersama antara Monetary Authority of Singapore (MAS) dan kepolisian Singapura.

Octa diketahui menawarkan layanan keuangan seperti perdagangan forex leverage, komoditas, indeks, dan saham kepada warga Singapura tanpa memiliki lisensi Capital Markets Services (CMS) sebagaimana diwajibkan dalam Securities and Futures Act (SFA).

Menurut pihak berwenang, setiap entitas yang menyediakan produk pasar modal di Singapura wajib mengantongi lisensi resmi. Pelanggaran ini menjadi lebih berat karena Octa terbukti secara aktif memasarkan dan menargetkan konsumen di Singapura, meskipun perusahaan tersebut tidak berbasis di negara tersebut.

Platform Octa dijalankan oleh dua entitas asing: Octa Markets dan Uni Fin Invest, yang masing-masing disebut berbasis di Uni Komoro dan Mauritius. Kedua entitas ini tidak terdaftar dalam direktori resmi MAS sebagai penyedia jasa pasar modal, dan tidak memiliki izin untuk menawarkan layanan kepada pengguna Singapura.

Pelanggaran hukum diperkuat dengan bukti bahwa Octa memang mengiklankan layanan mereka kepada masyarakat Singapura, sesuatu yang jelas dilarang bagi entitas yang tidak memiliki izin.

Sebagai konsekuensi dari pelanggaran tersebut, akses ke situs Octa akan diblokir oleh semua penyedia layanan internet (ISP) di Singapura mulai 20 Juni. MAS menyebut bahwa konten di situs tersebut melanggar Internet Code of Practice, sehingga pemblokiran diberlakukan demi perlindungan konsumen.

Artinya, pengguna yang berdomisili di Singapura dan memiliki akun aktif tidak lagi dapat mengakses situs web atau platform trading Octa melalui jaringan lokal.

MAS dan kepolisian memperingatkan bahwa platform trading luar negeri yang tidak berlisensi sangat berisiko bagi konsumen. Beberapa risiko utama yang disebutkan antara lain:

• Sulitnya memverifikasi kredibilitas operasional
• Minimnya jalur penyelesaian sengketa jika terjadi perselisihan
• Risiko transaksi tidak sah, karena banyak platform mengharuskan pembayaran dengan kartu kredit atau debit

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk selalu menggunakan platform yang terdaftar secara resmi di Direktori Lembaga Keuangan MAS, guna memastikan keamanan dana dan perlindungan hukum yang memadai.

Menanggapi langkah tegas dari otoritas Singapura, Octa menyampaikan pernyataan resmi kepada CNA. Dalam pernyataan tersebut, perusahaan menyatakan bahwa mereka sadar penuh terhadap persyaratan regulasi dan saat ini sedang mengambil langkah-langkah untuk mematuhinya.

Octa juga mengungkapkan bahwa mereka tengah membangun kehadiran resmi dan sesuai aturan di berbagai wilayah operasional, termasuk Singapura. Mereka terus berkomunikasi dengan regulator, penasihat hukum, dan pihak terkait guna memastikan kesesuaian dengan hukum lokal.

Selain itu, Octa menegaskan bahwa mereka mengikuti kebijakan internasional untuk melindungi dana nasabah dan mencegah aktivitas jahat. Perusahaan juga menyatakan bahwa mereka memprioritaskan keamanan dana pengguna asal Singapura selama proses transisi berlangsung.

Kasus pemblokiran Octa di Singapura menjadi peringatan serius bagi masyarakat dan investor untuk tidak sembarangan menggunakan platform trading, terlebih yang tidak memiliki izin resmi dari regulator lokal. Meskipun Octa menunjukkan niat untuk mematuhi aturan, fakta bahwa mereka telah beroperasi tanpa lisensi tetap menjadi catatan penting.

Pastikan Anda hanya mempercayakan dana dan investasi Anda kepada platform yang teregulasi dan terdaftar di lembaga resmi seperti MAS, demi keamanan, transparansi, dan perlindungan hukum yang jelas.